Senin, 15 Desember 2025
  • Login
No Result
View All Result
identitas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
No Result
View All Result
identitas
No Result
View All Result
Home Headline

Kang Mak: Adaptasi Legenda Mae Nak dalam Nuansa Lokal

19 September 2024
in Headline, Resensi, Sastra
Kang Mak (2024)

Kang Mak (2024)

Editor Nur Muthmainah

Diadaptasi dari film Thailand berjudul Pee Mak, Kang Mak berhasil membawakan cerita yang menakutkan, namun dengan sentuhan humor yang segar khas Indonesia. Pee Mak sendiri diadaptasi dari cerita rakyat Thailand yang sangat terkenal, yaitu legenda “Mae Nak Phra Khanong”, tentang hantu perempuan yang menunggu suaminya pulang dari perang.

Di tangan sutradara Herwin Novianto, Kang Mak membawa nuansa lokal yang kental. Tidak hanya menampilkan elemen horor dan komedi, film ini juga sangat kaya akan budaya dan humor khas Indonesia yang terasa begitu dekat. 

BacaJuga

Belajar Makin Nyaman dengan 8 Teknik yang Lagi Populer

Jenaka Haru Penuh Misteri dalam Agak Laen 2

Sinematografi ini mengisahkan tentang Makmur (Vino G. Bastian), seorang tentara yang harus pergi berperang meninggalkan istrinya bernama Sari (Marsha Timothy) yang sedang hamil tua. Saat di medan perang, Makmur bersumpah untuk bertahan hidup demi satu tujuan utama, yaitu kembali ke rumah dan bersatu kembali dengan istri tercintanya.

Beberapa waktu kemudian, setelah perang usai, Makmur bersama dengan kawanan prajuritnya kembali ke kampung halamannya dengan penuh semangat untuk bertemu kembali dengan keluarganya. Namun, tanpa sepengetahuannya, Sari telah meninggal saat melahirkan. Namun, rohnya masih terikat di rumah mereka. Meski demikian, Makmur hidup bahagia bersama Sari yang ia yakini masih hidup. 

Perlahan, keanehan mulai dirasakan oleh teman-teman Makmur yang ikut pulang kampung bersamanya. Pada awalnya, mereka hanya menganggap perilaku Sari yang terlihat terlalu sunyi dan dingin, namun kejadian-kejadian ganjil mulai bermunculan. 

Supra, salah satu teman terdekat Makmur, adalah yang pertama menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Sebagai seorang yang sangat percaya pada adat dan kepercayaan lokal, ia merasa terganggu dengan aura dingin yang terpancar dari rumah Makmur. Hal ini mengingatkannya pada cerita-cerita leluhur tentang roh yang belum bisa meninggalkan dunia karena ada ikatan emosional yang belum selesai. Ia mencoba meyakinkan teman-temannya untuk lebih berhati-hati.

Semakin lama, mereka mulai merasa ada yang tidak beres dengan Sari. Rasa takut bercampur bingung menghantui mereka, sampai akhirnya salah satu dari mereka melihat sesuatu yang sangat mengerikan. Sadar bahwa Sari bukan lagi manusia, mereka mencoba memberi tahu Makmur.

Sementara itu, hubungan emosional antara Makmur dan Sari menjadi lebih kompleks. Bukan hanya sekedar cinta buta yang membuat Makmur tidak bisa melepaskan istrinya, tetapi juga rasa bersalah yang mendalam. Ia merasa bahwa kepergiannya ke medan perang meninggalkan Sari dalam kesulitan. Perasaan ini menghantui Makmur, dan cinta yang ia rasakan bercampur dengan rasa penyesalan, menjadikannya lebih sulit baginya untuk menerima kenyataan bahwa Sari sudah tiada. 

Di sisi lain, Sari tidak hanya berperan sebagai sosok hantu yang pasif. Keberadaannya membawa nuansa mistis yang lebih dalam, seolah-olah ia memang terjebak di antara dua dunia. Ia masih mencintai Makmur, tetapi juga terbelenggu oleh kenyataan bahwa ia tidak bisa melanjutkan hidupnya di dunia ini.

Kang Mak membawa penonton ke arah yang penuh dengan teka-teki emosiona, apakah Makmur akan melepaskan cintanya yang telah berubah menjadi ancaman, ataukah ia akan mempertahankan cinta tersebut dengan segala konsekuensinya?

Penampilan Vino G. Bastian dan Marsha Timothy menjadi nyawa utama dalam film ini, memancarkan chemistry yang kuat di tengah-tengah ketegangan. Sari juga tampil luar biasa, menghadirkan sosok hantu yang menawan sekaligus menakutkan. Chemistry antara keduanya membuat penonton ikut merasakan ikatan emosional yang mereka alami.

Selain unsur horor, Kang Mak juga menawarkan humor yang segar. Interaksi antara Makmur dan teman-temannya Supra (Indro Warkop), Jaka (Tora Sudiro), Fajrul (Indra Jegel), Solah (Rigen Rakelna) yang berhasil menyatukan tawa dan teror dalam adegan-adegan yang penuh kejutan. 

Meskipun diangkat dari cerita rakyat Thailand, Kang Mak justru berhasil menyisipkan unsur budaya lokal yang kental, salah satunya melalui penggunaan busana tradisional seperti batik, serta penggunaan bahasa sehari-hari khas Indonesia. Hal ini membuat penonton merasa lebih terhubung dengan cerita dan karakter yang ada.

Kisah tentang Makmur, seorang prajurit yang pulang dari perang untuk bertemu dengan istrinya yang ternyata sudah menjadi hantu, sukses dikemas dalam balutan cerita yang mendebarkan namun juga mengocok perut.

Nurul Sapna SL

 

Tags: Film AdaptasiFilm ThailandhororKang MakkomediResensi film
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Ajak Teladani Akhlak Nabi Muhammad SAW, BKMT Unhas Peringati Maulid Nabi

Next Post

Sempat Mandek, Kini Sepeda Unhas Kembali Beroperasi

TRENDING

Liputan Khusus

Ketika Kata Tak Sampai, Tembok Jadi Suara

Membaca Suara Mahasiswa dari Tembok

Eksibisionisme Hantui Ruang Belajar

Peran Kampus Cegah Eksibisionisme

Jantung Intelektual yang Termakan Usia

Di Balik Cerita Kehadiran Bank Unhas

ADVERTISEMENT
Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Kirimkan Karyamu
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
© 2025 - identitas Unhas
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah

Copyright © 2012 - 2024, identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In