Simsalabim, cukup satu alat bernama Smart Card. Civitas akademika Unhas dengan mudahnya dapat melakukan hampir semua rutinitas di kampus. Mulai dari parkir, masuk kelas, hingga absensi.
Mau parkir, ingin absen, masuk lab dan kelas, bayar makanan di kantin? Semua itu dapat dilakukan hanya dengan satu kartu. Alat canggih itu bernama Smart Card. Jadi, civitas akademika cuman mesti menempelkan sebuah kartu di alat sensor. Lalu, mereka akan langsung menikmati berbagai fasilitas kampus. Bahkan, tidak perlu tanda tangan absen kehadiran lagi, jadi tidak bisa titip tanda tangan lagi yah?
“Nanti di ruang kelas juga ada (Smart Card), nanti ke depannya kamu gak perlu absen, kamu sisa memasukkan card-nya, catatanmu ada di situ jadi absen nanti gak perlu tanda tangan, dunianya akan begitu,” ujar Direktur Komunikasi Unhas, Suharman Hamzah.
Begitulah Unhas di masa depan. Hal ini dimulai dengan peluncuran Smart Card secara resmi di Unhas pada 14 September 2018. Peresmian kartu ini atas kerja sama dengan tiga perguruan tinggi yaitu Telkom University, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Indonesia.
Mereka menggagas Konsorsium Smart Card Indonesia sebagai bagian dari Program Pengembangan Teknologi Industri. Kemudian Universitas Riau bergabung dalam konsorsium ini untuk pemanfaatan produk hasil riset. Unhas sendiri turut berperan dalam penelitian dan pembuatan kartu pintar.
“Penelitian ini sendiri melibatkan banyak elemen civitas akademika Unhas, untuk pengembangan teknologi Smart Card, tenaga penelitinya sebagian besar dari Departemen Teknik Elektro, Teknik Informatika dan Fakultas MIPA yaitu Ilmu Komputer,” ujar Elyas Palantei, salah satu dosen teknik yang juga menjadi Tenaga Ahli Teknis Konsorsium Smart Card Indonesia.
Pembuatan dan pengadaan smartcard ini bekerja sama dengan beberapa perusahaan seperti PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT Inti), PT Xirka Silicon Technology, PT Data Aksara Matra (PT DAM), PT Inti Bangun Sejahtera (IBS), dan PT Versatile. Telah dihasilkan 70.000 buah smartcard yang telah diterapkan hingga saat ini, untuk Unhas sendiri mendapatkan jatah sebanyak 15.500 buah untuk mahasiswa dan pegawai.
Lebih lanjut, Suharman mengaku, kini Unhas telah menerapkan penggunaan Smart Card di beberapa ruang kantor fakultas. Di antaranya, Fakultas Teknik, Fakultas MIPA, dan pelbagai fakultas lain, serta ruangan rektor Unhas.
“Sekarang kan masih uji coba, makanya baru 15 ribu untuk tahap pertama. Nanti semua untuk mahasiswa, dosen dan pegawai harus pakai itu,” ujar Suharman.
Lantas, apa sih sebenarnya Smart Card ini? Smart Card adalah kartu yang terdiri dari chip semikonduktor yang dilapisi kartu plastik dan diisi software baik pada kartu, reader dan server yang mengontrolnya. Chip tersebut yang bertugas untuk memproses dan menjalankan intruksi yang telah diprogramkan. Terdapat tiga hal bagian yang dikembangkan oleh konsorsium dan perusahaan yaitu Smart Card itu sendiri, reader atau pembaca kartu dan aplikasinya.
Beberapa fungsi dari smartcard adalah meningkatan keamanan kampus. Sehingga, tempat parkir, kelas dan laboratorium hanya dapat dimasuki oleh orang yang berkepentingan. Begitu pun dengan perpustakaan serta beberapa fasilitas kampus lainya. Kartu ini juga menjadi alat pengganti uang fisik khususnya pada kantin-kantin kampus. Nantinnya, proses pembayaran akan menggunakan kartu tersebut sehingga akan lebih transparan.
Selanjutnya akan mempermudah administrasi kampus agar lebih mudah dan cepat. Salah satunya adalah absensi. Mahasiswa dan dosen tidak perlu menuliskan nama dan antre untuk mengisi absen. Selain itu, memudahkan pegawai dalam merekap data yang ada. Contoh absensi dan peminjaman buku di perpustakaan.
“Ini tuntutan teknologi, ke depannya kita berharap dapat lebih efisien seperti mengurangi penggunaan kertas, dan untuk mahasiswa nanti bisa digunakan untuk KTM dan KRS. Semua bisa,” tambah Suharman.
Evaluasi penggunaan Smart Card di Fakultas Teknik
Sebelum diresmikan pada bulan lalu, Smart Card ternyata sudah pernah diujicobakan di Fakultas Teknik pada tahun 2017.
“Saat itu, sekitar 750 kartu sudah disebarkan di Fakulltas Teknik kepada mahasiswa, dosen, dan pegawai. Baru hampir 20 titik yang dipasang reader (kala itu),” ujar Dosen Departemen Teknik Elektro, Dr. Elyas, S.T, M.Eng.
Lantaran stok kartu masih sedikit, maka tidak semua mahasiswa FT memperoleh alat ini. Selain itu penggunaannya hanya pada laboratorium tertentu.
Sebagai peneliti smartcard, Elyas, begitu ia kerap disapa, tidak memungkiri masih adanya beberapa kekurangan penggunaan kartu pintar ini.
“Kelemahan dari penggunaan smartcard, ini memang reader-nya, misal ketika mati lampu, pintu akan tetap terbuka. Jadi untuk melindungi ruangan yang memiliki dokumen berharga harus ada tingkat sekuritas yang tinggi,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sistem ini masih dalam pengembangan dan nantinya dapat digantikan dengan elektromagnetik yang akan tetap terkunci walau sedang mati lampu. Kendala lain yang juga dihadapi adalah karakteristik pengguna yang masih sulit beradaptasi dengan penggunaan teknologi ini.
Hal senada juga diungkapkan oleh Suharman, saat ini penerapan Smart Card di Unhas masih dalam tahap pengembangan dan uji coba. Sehingga, fungsi yang diberikan hanya kemananan.
“Sekarang masih fungsi security misalnya orang mau masuk (kelas). Harapannya, teknologi ini memudahkan adminstrasi, dan kegiatan di kampus. Ini akan selalu mengalami perbaikan, jadi kalau ada sesuatu harus kita maklumi karena masih tahap pengembangan,” tutupnya.
Lantaran masih ada beberapa kekurangan dari alat ini, mahasiswa Fakultas Teknik, Ahmad Khantami berharap alat ini semakin berkembang.
“Penggunaanya dapat lebih diperluas lagi, bukan hanya sekedar buka tutup pintu tapi sebagai absensi, kartu mahasiswa dan sebagainya,” ujar mahasiswa angkatan 2015 ini.
Begitupun dengan Elinda Gayatri, walau belum mendapatkan dan tidak pernah menggunakan Smart Card, mahasiswa Sastra Inggris ini berharap dengan adanya alat ini dapat betul-betul memberikan kemudahan untuk mahasiswa. Bukan semakin mempersulit kegiatan di kampus.
“Semoga benar-benar bisa membantu mahasiswa dalam hal dan kepentingan apapun serta bisa digunakan dalam tujuan hal baik, bukan malah memberatkan pengguna,” harap mahasiswa angkatan 2016 ini.
Reporter: Norhafizah/Madeline Yudith/M01