Figur yang peduli terhadap sesama
Begitulah sosok yang menggambarkan biografi kali ini. Disampaikan oleh salah satu dosen Departemen Hukum Tata Negara, Eka Merdekawati Djafar ketika diwawancara melalui Whatsapp, Senin (25/1/2021). Menurutnya Kasman Abdullah orang yang baik, sabar, penyayang dan suka bercanda. Bahkan dia telah menganggapnya seperti orang tuanya sendiri.
“Dia sudah saya anggap orang tua kedua, setelah orang tua kandung saya. Sosok yang mengayomi anaknya,” ucap Eka.
Kasman Abdullah termasuk orang yang senang berbagi, tidak pelit dengan apa yang dimiliki. Sering membagikan apa yang diketahui. “Bagi saya Kasman Abdullah adalah guru,” jelasnya.
Selama dia mengenal dosen fakultas hukum ini, tidak pernah melihatnya marah atau mengeluh dan membebani orang lain dengan masalah pribadi.
Semasa hidupnya dia sering mencari buku bacaan di internet kemudian membagikan ilmu tersebut, ke orang-orang yang dianggap perlu. Suka membeli buku yang menurutnya bagus untuk menambah ilmu ketika mengajar.
Pria Kelahiran Gorontalo 27 Januari 1958 itu, juga gemar dengan tanaman. Di rumahnya banyak ditemukan tanaman, di antaranya sering menanam tanaman hias, tanaman obat dan buah. Bahkan memiliki jadwal rutin bersama istrinya, Merry Diani Citra untuk membeli pasokan tanah atau kompos. Tidak hanya itu, dia juga memelihara ayam dan kucing.
“Setiap Sabtu dan Minggu Kasman Abdullah bersama istrinya akan berbelanja pupuk untuk tanaman di rumah,” kata Eka.
“Beberapa hari sebelum meninggal ayah berpesan untuk menyiram tanaman dan memberi makan kucing dan ayamnya,” ucap Fadel putra dari Kasman Abdullah saat diwawancara via Whatsapp, Selasa (26/1/2021).
Bagi Fadel, ayahnya adalah orang yang sederhana, selalu berusaha mengadakan apa yang dibutuhkan dan pekerja keras. Walaupun termasuk orang sibuk, dia kerap memberikan perhatian kepada anaknya. Ketika keluar kota atau luar negeri, dia pulang dengan oleh-oleh untuk diberikan kepada anaknya.
“Kalau di kampus saya selalu diberi perhatian sembari diajak untuk mandiri. Biasa saya sampai malu-malu selalu dikait-kaitkan dengan ayah, padahal saya biasanya mandiri,” ucapnya.
Meskipun aktif mengajar di kampus, dosen yang menempuh jenjang S1 hingga S3 di Unhas ini., harus menjalani terapi ketika terkena stroke 2016 silam, yang mengharuskannya tidak aktif mengajar dalam kurun waktu lama. Sebelum akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada 14 Januari 2021.
“Semenjak stroke pertama, dia berusaha untuk melakukan terapi hingga sekitar dua atau tiga tahun. Terapi yang dijalani baik fisik seperti fisioterapi ataupun melalui obat-obatan,” kata Fadel.
Reporter : Friskila Ningrum Yusuf