Kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia memerlukan upaya penanggulan preventif. Topik ini disampaikan melalui diskusi publik yang diadakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Chapter Unhas melalui Zoom Dan YouTube, Minggu (10/01).
Bertemakan “Tribute to Its First Death Case: Lessons Learned from Covid-19 and The Way Forward”, kegiatan ini dipandu oleh anggota Bidang Research and Analysis FCPI Unhas, Ursula Benendikta.
Pada pelaksanaannya, Professor Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unhas, Prof Dr Ridwan Amiruddin SKM MKes MSc PH sebagai salah satu narasumber mengawali pernyataan terkait kasus Covid-19 di tingkat dunia dan Indonesia.
“Tingkat kenaikan kasus Covid-19 dalam dua pekan ini sangat fantastis di Indonesia. Nyatanya, negara ini bahkan belum memasuki puncaknya,” tutur Ridwan.
Lebih lanjut, ia menjelaskan tiga poin penting penanggulangan pandemi di Indonesia. “Terdapat tiga poin penting, diantaranya pelacakan kasus, meningkatkan kepedulian masyarakat, dan vaksin sebagai upaya preventif,” papar Ridwan.
Menurutnya, tingkat tes Covid-19 di Indonesia sangat kurang jika dibandingkan dengan negara lain. Penularan virus Covid-19 melalui transmisi lokal adalah alasan mengapa rakyat perlu memiliki riwayat perjalanan untuk mempermudah pelacakan kasus.
“Menilik dari Australia, dari 9 kasus mereka mampu melacak 13 ribu masyarakat. Australia berusaha memagari perkembangan kasus, Indonesia sangat kurang jika dibandingkan dengan negara lain,” jelas Ridwan.
Selain itu, Ridwan berpendapat, kerendahan kesadaran masyarakat berakibat tingginya kasus Covid-19. Salah satunya diakibatkan oleh distorsi informasi, informasi berlebihan mengenai vaksin dapat memicu kesalahpahaman. kontra pada kebijakan pemerintah. Ketidakpedulian masyarakat juga muncul karena kebijakan pemerintah.
Ridwan menilai, pemerintahan terlambat mengambil kebijakan. “Pemerintah relatif terlambat karena kurangnya sense of crisisnya. Hal tersebut mengakibatkan koordinasi antara lembaga sangat lemah,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ridwan menjelaskan, vaksin merupakan salah satu solusi pandemi ini. “Dibutuhkan sekitar 70-90 % masyarakat yang telah di vaksinasi untuk membentuk kekebalan secara berkelompok” tutur Ridwan.
Menutup pembicaraan, Ridwan mengajak para peserta untuk terus menjaga kesehatan. “Covid-19 bisa dianggap seperti guru terbaik pada hal-hal fundamental. Kita telah di ajarkan untuk lebih sabar, lebih humanis dan lebih percaya kepada orang lain.”
M218
BACA JUGA: Agenda Utama Politik Internasional di Tengah Pandemi 2021