Program Studi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Hasanuddin (Unhas) gelar seminar nasional dengan tema ‘Kolaborasi Disiplin Ilmu dalam Mewujudkan Lingkungan Bebas Rabies di Sulawesi Selatan’, mulai pukul 09.00 Wita melalui Zoom Meeting, Jumat (24/09).
Kegiatan ini merupakan rangkaian Dies Natalis ke-65 Unhas, yang bertujuan mendiseminasi informasi pentingnya pengendalian penyakit rabies bagi masyarakat.
Pada kesempatannya, Direktur Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Dr drh Nuryani Zainuddin MSi Nuryani Zainuddin memberikan apresiasi kepada Unhas yang menghadirkan forum pengembangan ilmu pengetahuan tentang penyakit rabies.
Lebih lanjut, Nuryani juga memaparkan materi terkait Peran Kementerian Pertanian dengan Pendekatan One Health (OH) dalam Upaya Penanganan Rabies.
Ia mengatakan Ditjen PKH Kementerian Pertanian memiliki tujuan untuk mewujudkan pelayanan kesehatan hewan menuju status kesehatan hewan yang ideal dengan beberapa langkah strategis, antara lain melalui Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) dan sumber daya manusia kesehatan hewan yang tersebar di Indonedia.
“Puskeswan menghadirkan beberapa layanan seperti penyehatan hewan, pelayanan kesmavet, pelaksanaan epidemiologik, informasi veteriner dan kesiagaan darurat wabah hingga pelayanan jasa veteriner,” Jelas Nuryani.
Nuryani menjelaskan, rabies merupakan penyakit fatal yang dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan benar. Adapun penyebabnya ialah virus yang menyerang sistem saraf pusat manusia dan hewan mamalia lain dengan mortalitas 100%, ditularkan melalui gigitan hewan penular rabies
“Fakta menunjukkan setidaknya ada 95% kasus rabies disebabkan oleh gigitan anjing. Lebih dari 40% kasus rabies terjadi pada anak-anak,” kata Nuryani.
Hewan Penular Rabies (HPR) memiliki ciri-ciri berupa perilaku abnormal, mengigit tanpa provokasi, air liur berlebihan, menggigit dan mengunyah objek bukan makanan, berkeliaran tanpa tujuan. Dalam upaya mencegah hewan dari HPR dapat dilakukan dengan pemberian vaksinasi secara rutin dan jauhkan hewan peliharaan dari hewan liar.
Nuryani mengungkapkan, Kementerian Pertanian dengan Pendekatan One Health (OH) melakukan beberapa langkah strategis untuk menangani rabies seperti mengeleminasi rabies pada anjing, penguatan surveilans pada manusia dan anak, penguatan legislasi dan mobilisasi sumber daya.
“Namun tentu, pengendalian rabies bukan hanya tanggung jawab Kementerian Kesehatan Hewan, tapi seluruh pemangku kepentingan. Kami berharap, seminar ini bisa meningkatkan kesadaran dan pemahaman akan bahaya rabies,” jelas Nuryani.
Annur Nadia F. Denanda