Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin (Sema FEB-UH) mengadakan Kelas Mari Bergerak Bersama (Migas). Kegiatan yang bertempat di belakang Hotel Unhas itu merupakan program kerja Departemen Kajian Strategis dan Advokasi Sema FEB-UH, Senin (17/07).
Dengan mengusung tema “Menggugat Ketidakpastian Realitas Menuju Pembaruan Gerakan Mahasiswa Progresif,” kelas ini mencoba mengamati situasi dunia di bawah kekuasaan sistem kapital. Tak hanya itu, juga menyoroti kecenderungan mahasiswa yang apatis terhadap realita sosial dan memilih melanggengkan sistem kapitalisme.
Kajian ini menghadirkan Serikat Mahasiswa Indonesia, Jellow sebagai pemateri. Dalam pemaparannya, Jellow mengatakan tujuan organisasi revolusioner adalah mencoba menciptakan tatanan masyarakat adil secara sosial, setara ekonomi, partisipatif secara budaya dan demokratif secara politik.
“Bukan lagi tujuan menciptakan insan yang progresif atau menciptakan kader yang revolusioner, bukan skala itu lagi kalau ngomongin soal tujuan organisasi progresif,” ujarnya.
Jellow juga menjelaskan organisasi yang revolusioner harus punya garis politik yang jelas. Sebab penindasan atas manusia, mahasiswa, maupun rakyat Indonesia terjadi secara Nasional.
“Makanya garis politik yang bisa kita pakai dalam organisasi revolusioner adalah pembebasan Nasional melawan kapitalisme dan imperalisme,” ungkap Jellow.
Fina Aqtho