Keluarga Mahasiswa Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Kemasos) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unhas menggelar Webinar Series bertajuk “Melihat Perempuan dalam Gerakan Sosial di Indonesia” melalui Zoom, Selasa (23/3). Dipandu oleh Julia Dwina Nur Shafira, kegiatan tersebut mendatangkan tiga pembicara dengan latar belakang yang berbeda.
Salah satu di antaranya ialah seorang Srikandi Makassar, Nuraeni. Ia berbagi pengetahuan dan perspektifnya mengenai gerakan perempuan dan kekerasan seksual.
“Dalam sejarah perjalanannya, pergerakan perempuan di Indonesia pernah dipukul mundur pada masa Orde Baru yang otoriter. Orde Baru berusaha mentaktisi dengan menghadirkan organisasi-organisasi perempuan yang sifatnya berbau domestifikasi,” ungkap Nuraeni.
Namun, jatuhnya Orde Baru membuat gerakan perempuan bermunculan dengan perspektif, metodologis, dan ideologi yang variatif. Salah satunya ialah gerakan perempuan antikekerasan seksual.
“Berbicara soal kekerasan seksual, kita bicara tentang ketimpangan gender. Betapa tidak, patriarki dan kapitalisme berpegangan tangan untuk menindas perempuan,” terang Nuraeni.
Lebih lanjut, ketertindasan perempuan merupakan ketertindasan struktural. Hal ini bisa dilakukan oleh negara ke individu dan individu ke individu, misalnya kekerasan oleh laki-laki ke perempuan.
Adapun gerakan perempuan yang mulai merambah ke berbagai titik kehidupan ternyata dilecehkan di ruang-ruang progres. “Bagaimana kita membayangkan dunia menjadi tempat aman untuk perempuan jika ruang diskusi, institusi pendidikan, atau bahkan di ruang aksi pun perempuan sering mendapatkan perlakuan seksisme?” tegas Nuraeni.
Menurutnya, perempuan harus mempunyai porosnya sendiri. “Gerakan perempuan harus membangun sebuah poros, politik, dan ideologi yang jelas untuk membahas akar dari kekerasan seksual,” pungkas Nuraeni
M222