Wakil Presiden Republik Indonesia ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla hadir menyemarakkan Wisuda periode Juni 2025 yang digelar oleh Universitas Hasanuddin (Unhas) di Baruga Andi Pangerang Pettarani, Selasa (03/06).
Mengawali penyampaian orasi ilmiahnya, ia kembali mengenang masa wisudanya ketika berkuliah di Kampus Baraya. Untuk diketahui, Unhas berkedudukan di Kampus Baraya sejak pendiriannya pada 1956 dan kemudian berpindah ke Kampus Tamalanrea pada 1981.
“Saya juga wisuda di sini (Unhas). Saat itu baru sekitar 100-200 orang wisudawan,” kenangnya.
Di tengah orasinya yang berjudul “Memasuki Dunia Nyata dan Tantangan ke Depan”, ia sempat menyinggung mengenai ijazahnya yang hanya ia buka sekali sejak lulus pada 1967 lalu. Pemilik panggilan Pak JK pun mengakui ijazahnya harus dibuka dengan perlahan dan harus disimpan dengan baik-baik mengingat lembaran ijazahnya yang terbilang tua dan langka.
“Nanti di belakang hari dipertanyakan (gelar sarjananya) kalau tidak ada aslinya,” kelakarnya.
Kelakarnya itu memecah tawa semua orang yang ada di dalam Baruga Andi Pangerang Pettarani itu. JK juga mewanti-wanti tidak adanya ijazah yang dapat dibuktikan dapat menjadi masalah besar jika kelak lulusan suatu universitas menjadi orang penting.
“Setelah Anda terima ijazah dari Pak Rektor, Anda simpan (ijazahnya) di lemari dan Anda tidak pernah buka lagi (setelah wisuda),” terang JK.
Walau demikian, JK mengakui bahwa ijazah tidak ada artinya di dunia usaha melainkan semangat dan kemauan yang keras dari seseorang untuk berkembang lebih baik.
Dalam helatan wisuda itu, turut hadir para Rektor Unhas pada masanya. Prof Dr Basri Hasanuddin (Rektor periode 1989-1997) dan Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA (Rektor periode 2014-2022) hadir masing-masing mengenakan toga Guru Besar. Selain itu, Prof Dr dr Idrus A Paturusi (Rektor periode 2006-2014) juga hadir, namun duduk di barisan terdepan wisudawan.
Muhammad Nur Ilham
