Kepala Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan, Toha Machsum S Ag M Ag hadir sebagai pembicara pada Dialog Kebahasaan dan Kesastraan dalam rangka Bulan Bahasa, yang diselenggarakan Departemen Sastra Indonesia (Sasindo) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas). Kegiatan bertajuk “Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Perspektif Humaniora Digital” ini berlangsung di Aula Prof Mattulada FIB Unhas, Senin (03/11).
Dalam pemaparannya, Toha menyebutkan Balai Bahasa di seluruh Indonesia memiliki empat program prioritas, yakni peningkatan literasi bahasa dan sastra, penguatan kelembagaan kebahasaan, perlindungan bahasa dan sastra daerah, serta perhubungan internasional bahasa Indonesia. Keempat program ini merupakan turunan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam bidang pengembangan dan pembinaan bahasa.
“Kami di Balai Bahasa mulai tahun 2022 sudah tidak memiliki fungsi pengkajian atau penelitian, jadi kami hanya memiliki fungsi untuk pengembangan dan pembinaan serta perlindungan,” tuturnya.
Toha juga memperkenalkan berbagai produk layanan digital kebahasaan, di antaranya KBBI, Ejaan Bahasa Indonesia (EYD) Edisi V, SIPEBI, Tesaurus Tematis, BIPA, Korpus Indonesia, Buku Digital (Budi), Ensiklopedia, dan Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI). Layanan dapat diakses melalui aplikasi “Superaplikasi Halo Bahasa”, yang bertujuan mempermudah masyarakat dalam meningkatkan kemahiran berbahasa Indonesia.
“Banyak sekali fitur-fitur ini yang saya pikir sangat bermanfaat, dimanfaatkan oleh masyarakat. Karena bagaimanapun penyusunan ini membuat aplikasi ini semuanya didanai oleh masyarakat,” tambahnya.
Selain memperkenalkan aplikasi kebahasaan, Toha juga menekankan pentingnya peningkatan literasi masyarakat di era digital. Menurutnya, kemampuan membaca masih perlu ditingkatkan agar tidak tertinggal di tengah perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan (AI).
An-Nisa Ramadhina Andini
