Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Talkshow bertajuk “Strengthening The Spirit of Economic Independence Through a Critical and Innovative Mindset and Business Movement”. Kegiatan berlangsung di Aula Prof Dr Lantaro FEB Unhas, Senin (22/09).
Salah satu narasumber, Kepala Tim Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulawesi Selatan, R. Dwi Tjahja K. Wardhono hadir di kegiatan. Dalam kesempatannya, ia memaparkan peran penting sistem pembayaran dalam menopang perekonomian nasional di tengah arus digitalisasi.
Ia menegaskan bahwa pola hidup masyarakat kini tidak dapat dipisahkan dari layanan berbasis digital. “Lebih baik ketinggalan dompet daripada ketinggalan ponsel. Semua aspek kehidupan telah terkoneksi digital, mulai dari transportasi, makanan, hingga perbankan,” tambah Wardhono.
Wardhono menjelaskan, BI telah menyiapkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 untuk memperkuat sinergi antara perbankan dan fintech. Salah satu inovasi yang dihadirkan adalah Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sebagai standar transaksi digital nasional sekaligus upaya menjaga kedaulatan data.
Di samping itu, ia juga memberi peringatan mengenai dampak negatif digitalisasi, terutama maraknya judi online yang dinilainya lebih berbahaya dari narkoba. Hal ini dapat menghancurkan keluarga dan membuat orang rela menjual aset berharganya.
Wardhono juga menambahkan, berdasarkan data terbaru, Sulawesi Selatan menempati peringkat ke-11 secara nasional dalam kasus judi online.
“Judi online ini lebih berbahaya dari narkoba. Efeknya bisa menghancurkan keluarga, bahkan membuat orang rela menjual aset berharganya. Data menunjukkan Sulawesi Selatan berada di peringkat ke-11 secara nasional,” tegasnya.
Di akhir, ia mengingatkan mahasiswa untuk bijak menjaga keamanan data pribadi serta memanfaatkan teknologi digital ke arah produktif. Salah satunya investasi jangka panjang yang sehat.
“Generasi muda perlu menjadi pionir dalam membangun ekosistem digital yang aman, sehat, dan bermanfaat bagi perekonomian bangsa,” tutupnya.
Suci Aulia Tenri Ajeng
