Suasana berkabung kembali menyelimuti Universitas Hasanuddin (Unhas). Salah seorang Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Dr H M. Darwis MA DPS meninggal dunia pada Minggu, 1 Mei 2016.
Darwis lahir di Watampone, 9 Juli 1961. Ia mengawali pendidikan sarjananya di Program Studi (Prodi) Sosiologi Unhas dan magister pada jurusan yang sama di Universitas Indonesia (UI). Sepulang meniti karier di tanah Jawa, Darwis lalu kembali ke Kampus Merah untuk melanjutkan studi doktornya di Prodi Sosiologi. Pada 1995, ia sempat menempuh program diploma di International Institute for Population Sciences (IIPS) Deemed University, India.
Darwis terlihat sangat konsisten dalam memperdalam ilmunya di bidang sosiologi. Kecintaan itu tercermin dari jabatan yang dipegangnya sebagai Ketua Departemen Sosiologi Unhas pada 2011-2015. Selama itu, Darwis telah menyumbangkan kontribusi yang cukup besar bagi perkembangan departemen, baik dari segi fasilitas maupun peningkatan sumber daya manusia.
“Secara fisik, ruangan-ruangan sosiologi banyak dibenahi, termasuk ruangan ketua departemen sosiologi ini. Ia juga sering memberikan dorongan kepada dosen-dosen sosiologi agar meneruskan pendidikan sampai ke tahap doktor,” ucap Ketua Departemen Sosiologi, Prof Drs Hasbi MSi PhD, Rabu (20/03).
Di mata Hasbi, Darwis merupakan salah satu dosen yang selalu berpakaian putih dan rapi. Selain motivasi, ia juga senantiasa menasehati para dosen agar mendedikasikan diri di luar kampus, utamanya yang berkaitan dengan sosial keagamaan. Kegigihannya dalam memperluas ilmu ini membuat Hasbi menyebutnya sebagai aktivis yang potensial dari segi pengetahuan, organisasi, dan pengalaman.
Nasihat yang dilontarkan Darwis pun tidak sekadar ucapan belaka, tapi dibuktikan dengan sejumlah jabatan dan keterlibatannya di luar kampus, seperti ia pernah memimpin Penerbitan Kampus identitas Unhas, menjadi pengurus Masjid Al-Markaz, sekretaris Ikatan Alumni (IKA) Unhas, pengurus forum Ikatan Sosiologi Sulawesi Selatan (Sulsel), serta acap kali menjadi narasumber di media cetak dan elektronik mengenai masalah kemasyarakatan.
Di sektor pemerintahan, dirinya pernah menjadi anggota komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel, anggota Mediasi Center Kantor Gubernur Provinsi Sulsel, dan ketua tim naskah akademik di beberapa Pemerintah Daerah (Pemda) di Sulsel.
Darwis dikenal sebagai sosok yang tegas, disiplin dalam mengerjakan sesuatu, dan ramah kepada orang sekitarnya. Salah satu anggota keluarganya, Hariashari Rahim mengungkapkan bahwa Darwis tidak senang dengan orang yang sering menunda-nunda pekerjaan. Namun terlepas dari itu, ia adalah pribadi yang suka diajak diskusi atau bercerita.
“Saya termasuk orang yang dekat dengan beliau karena kami satu rumah. Beliau itu sangat demokrat dalam hal mendidik dan tegas soal pendidikan. Kemudian, dia juga sangat bersahabat, saya dan anak-anaknya senang bercakap dengan beliau,” tutur Hariashari, Dosen Sosiologi Unhas, Sabtu (23/03).
Darwis memiliki kebiasaan unik, yakni senang berbelanja di pasar tradisional. Bersama Hariashari, ia biasa ke Pasar Daya untuk membeli keperluan dapur. Tak jarang pula, dirinya membantu sang istri membersihkan rumah.
Semenjak menjadi ketua departemen, Darwis telah menunjukkan kinerja terbaiknya dengan melakukan terobosan-terobosan. Wajar saja jika dirinya sempat mengisi jabatan yang sama selama dua periode. Namun belum genap setahun setelah menduduki posisi tersebut, Darwis akhirnya meninggal dunia.
Kabar berpulangnya Darwis seketika menyebar usai seminggu ia kembali menjalankan ibadah umroh. Seluruh keluarga, kerabat, dan civitas academica Unhas lalu berdatangan ke rumah duka setelah mendengar kabar tersebut.
Darwis meninggalkan seorang istri bernama Andi Sriwana dan tiga anaknya, yaitu Jiehan Putri Azzahra, Aisha Smita Poetri Gymnastasha, dan Anya Amaliah Putriwana. Diketahui, mendiang Darwis mengidap diabetes dan tidak pernah melakukan pemeriksaan di rumah sakit terkait penyakit yang dideritanya.
Darwis disemayamkan di rumahnya di Komplek Perumahan Dosen Unhas Tamalanrea, Makassar, dan dimakamkan di kampung halamannya di Bukaka, Kabupaten Bone. Kepergian tokoh penting ini kembali menjadi momen duka bagi keluarga, kerabat dan seluruh civitas academica Unhas.
Nurul Sapna SL