Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (FISIP Unhas) menggelar kuliah umum yang dibawakan oleh Pangdam XIV Hasanuddin, diwakili Staf Ahli Bidang Ideologi, Kolonel CZI Ade Hery. Kuliah umum ini berlangsung di Ruang Senat Lantai 2 Gedung Rektorat Unhas, Rabu (5/2).
Dekan FISIP Unhas, Prof Dr Armin MSi menjelaskan bahwa kuliah umum ini diselenggarakan dalam rangka Dies Natalis ke-59 FISIP Unhas. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini didominasi oleh mahasiswa. “Kita menghadirkan mahasiswa karena ini adalah generasi emasnya rakyat Indonesia. Di otaknya harus diisi dengan pikiran cerdas dan cemerlang, sehingga dapat menjadi partisipasi otonom dalam menciptakan stabilitas politik dan keamanan,” jelasnya dalam rilis yang diterima identitas.
Pada kesempatan tersebut, Kolonel Ade membawakan materi berjudul,“Stabilitas Politik dan Keamanan Pascapemilu 2019”. Topik ini dipilih dengan pertimbangan bahwa situasi sosial politik dan keamanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap stabilitas bangsa dan bahkan regional.
Menurutnya, konflik timbul karena masyarakat kurang cerdas dan paham terhadap isu-isu yang membahayakan. Kodam XIV mengindentifikasi ada beberapa kerawanan dalam Pemilu, mulai dari masa kampanye, pemungutan/penghitungan suara, bentrok antar pendukung, pelantikan,dan teknis administratif.
“Yang menjadi fokus saya adalah bentrok antar pendukung. Apalagi ini berkaitan dengan sentimen ideologi atau sentimen agama. Bentrok yang disertai dengan fanatisme antar pendukung bisa membuat eskalasi konflik meningkat,” kata Kolonel Ade.
Lebih lanjut, Kolonel Ade juga memaparkan beberapa faktor yang berpotensi menjadi konflik, sebagai dibahas dalam rapat koordinasi bidang politik hukum dan keamanan. Faktor-faktor tersebut adalah: Kesenjangan ekonomi masyarakat, konflik politik (pilkades, pilkada serentak, dan lain-lain), sengketa lahan dan sengketa batas wilayah beberapa daerah, faktor sosial budaya, kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro rakyat, dan berkembangnya fanatisme agama.
“Kita perlu memberi perhatian terhadap faktor-faktor tersebut, selain juga hal-hal lainnya yang terkait. Khusus fanatisme agama, ini sangat terasa waktu Pemilu 2019 lalu. Kita perlu mengedukasi masyarakat untuk lebih dewasa menyikapi hal ini,” pungkas Kolonel Ade.
Wandi Janwar