Aliansi Perdamaian bekerja sama dengan Center for Peace, Conflict, and Democracy (CPCD) Universitas Hasanuddin (Unhas) menyelenggarakan Konferensi Perdamaian Nasional bertajuk United for Peace Conference 2024. Acara yang mengusung tema “Stop Violence, Cultivating a Culture of Peace” ini berlangsung di ruang CPCD Unhas dan Zoom meeting, Minggu (08/09).
Konferensi ini dipandu oleh Direktur Yayasan KITA Bhinneka Tunggal Ika dan alumni Teknik Unhas, Therry Alghifary. Kegiatan ini merupakan tanggapan terhadap konflik kekerasan dan intoleransi yang terjadi di berbagai tempat serta menyoroti upaya-upaya perdamaian yang dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat.
Salah satu peserta konferensi, Etik, menyatakan bahwa tantangan utama dalam mendorong perdamaian dan inklusivitas di Indonesia adalah memastikan dampak yang dihasilkan benar-benar efektif dan tepat sasaran, terutama dalam isu-isu yang sering berakar pada masalah ekonomi.
“Kami percaya bahwa untuk mewujudkan Indonesia yang lebih inklusif dan damai, kolaborasi dengan organisasi lain sangat diperlukan. Banyak organisasi yang fokus pada toleransi, keluarga, atau ekonomi karena banyak konflik muncul akibat kebutuhan dasar manusia yang tidak terpenuhi,” jelas perwakilan INDIKA Foundation tersebut.
Peserta konferensi lainnya, Ainun Jamilah, menyampaikan harapannya agar pemerintah memberikan perhatian lebih pada wilayah Indonesia Timur. Terutama mengingat minimnya pendanaan dan dukungan di daerah seperti Ambon. Perempuan di wilayah tersebut menghadapi kesulitan dalam mendapatkan kapasitas dan dukungan yang memadai.
“Perempuan memiliki potensi besar untuk mendorong perdamaian, namun mereka masih kekurangan kapasitas dan dukungan, terutama di daerah seperti Ambon,” ungkap perwakilan dari komunitas Cadar Garis Lucu tersebut.
Menutup acara, Therry Alghifary mengumumkan bahwa pada tanggal 21 September, bertepatan dengan Hari Perdamaian Internasional, akan diadakan acara Peace and Cultural Night di Kota Makassar.
Adrian