Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan Lokakarya Sinegritas Multipihak, yang membahas tentang penanganan perdagangan dan pemanfaatan tumbuhan dan satwa liar di Hotel Dalton Convention, Jumat (23/08).
Acara ini dihadiri Dr Risma Illa Maulany SHut MNatRest selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Pengembangan, Dr A Mujetahid M SHut MP selaku Wakil Dekan Bidang Perencanaan, Keuangan, dan Sumberdaya, Dian Agista sebagai Direktur Burung Indonesia, dan beberapa perwakilan dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA). Misalnya saja BBKSDA Sulawesi Selatan (SulSel), BBKSDA Jogjakarta, dan BBKSDA Jawa Timur.
Turut hadir, perwakilan Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung, Lembaga Penelitian Indonesia (LIPI), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Polisi Daerah (Polda) Sulsel, Balang Institut, Polda Maluku Utara, Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Makassar dan Manado, Taman Nasional Manulela, serta Taman Nasional Matalawa.
Kegiatan tersebut fokus membahas mengenai tumbuhan satwa yang berada di kawasan Wallacea, khusunya tentang perdagangan dan pemanfaatan satwa liar. Dalam pemaparannya, Risma, sapaan akrabnya mengatakan, semua tumbuhan dan satwa liar yang berada di daerah Wallacea meskipun sedikit jenisnya tetapi termasuk endemik.
“Melalui kegiatan ini kita ingin tahu tujuan dan kajian dari para peserta terkait tumbuhan dan satwa liar yang ada di kawasan Wallacea. Apalagi tumbuhan dan satwa yang di kawasan ini termasuk endemik, oleh karna itu kita harus mempunyai perhatian penting,” jelas Risma, selaku Ketua Panitia.
Lebih lanjut ia menyampaikan harapannya terkait kegiatan ini.
“Ke depannya kita bisa berkolaborasi untuk menangani kriminalitas dan penegakan hukum terhadap tumbuhan dan satwa liar. Menyatukan persepsi dan begerak bersama untuk menghadapi persoalan perdagangan tumbuhan dan satwa liar,” harapnya.
Badaria