Hingga saat ini masalah kemiskinan di Indonesia masih menjadi hal yang sulit untuk diatasi. Hal tersebut menyebabkan banyaknya anak-anak yang tidak bisa mengenyam pendidikan karena terkendala biaya. Selain itu, masih banyak orang yang harus bertahan hidup dengan cara mengharapkan belas kasihan dari orang lain. Mereka inilah yang membutuhkan uluran tangan dari para dermawan.
Berangkat dari hal tersebut, beberapa orang yang tergabung dalam sebuah komunitas bernama Gerakan Donasi Literasi Jalanan (Dolan), menjadi jembatan penghubung antara orang dermawan dengan mereka yang layak diberi.
Asriandi sebagai salah satu pendiri menjelaskan, komunitas di bidang sosial ini berfokus dalam pemberian bantuan donasi dan literasi bagi mereka yang membutuhkan. “Jadi ada dua fokusnya yaitu donasi dan literasi. Donasinya berupa sembako atau nasi kotak. Nasi kotak diberikan kepada mereka yang di jalanan, sedangkan untuk sembako langsung ke rumah yang sudah dianalisis dan diseleksi kondisinya,” jelasnya.
Awal mula terbentuknya komunitas ini berasal dari seseorang yang sering melihat postingan Asriandi mengenai gerakan kemanusiaannya di organisasi serupa. Ia pun menanyakan cara membuat komunitas seperti itu. Kebetulan Asriandi juga merupakan pendiri dari komunitas tersebut, jadi dia memiliki gambaran untuk membuat hal yang sama. Dengan alasan itu, maka terbentuklah Komunitas Gerakan Dolan pada 30 Juni 2020.
Lebih lanjut, Mahasiswa Fakultas Pertanian ini memaparkan arah dan tujuan komunitas yang mereka rintis. Menurut Asriandi, komunitasnya berangkat dari hasil pengamatan di lingkungan Makassar. “Tujuannya menjadi jembatan bagi mereka yang memiliki kelebihan harta untuk berbagi kepada orang dengan keterbatasan finansial. Selain itu, juga bagaimana supaya anak-anak jalanan bisa tetap mendapatkan pengetahuan meski mereka tidak bersekolah,” tuturnya.
Untuk lokasi pembagian donasi, Asriandi bersama para relawan melakukannya secara acak. Hal ini diatur oleh divisi donasi yang telah melakukan survei untuk menentukan lokasi pembagian sesuai dengan dana. “Mereka juga yang menentukan jenis donasi apa yang akan dibagikan. Ada pun lokasi-lokasi yang sudah diberikan bantuan yaitu, daerah Cendrawasih, Pettarani, Pengayoman, BTP, Perintis, Jalan Sunu, dan Pasar Senggol Pannampu,” beber Ketua Komunitas Gerakan Dolan itu.
Selama kurang lebih tiga bulan berdirinya, donasi komunitas ini tidak hanya disalurkan ke jalanan atau rumah-rumah saja. Mereka juga pernah melakukan donasi untuk korban bencana banjir di Masamba dan korban kebakaran. Untuk hal yang sifatnya aksidental seperti itu, dana yang disediakan untuk dibagikan setiap pekannya, akan dilarikan ke sana.
Kedepannya, Asriandi rencanannya akan bekerja sama dengan Komunitas Pecinta Anak Jalanan (KPAJ) untuk memberikan buku demi mengembangkan literasinya. Menurut Mahasiswa Jurusan Agribisnis ini, kerjasama yang mereka jalin memiliki tujuan yang sama untuk membangun literasi anak jalanan.
Para pengurus Komunitas Gerakan Dolan memiliki grup umum dan dibuka untuk mereka yang ingin membantu membagikan informasi dan berdonasi. Saat ini, jumlah anggota yang aktif terdapat sepuluh orang. Bagi mereka yang tergabung dalam grup komunitas memiliki status keanggotaan yang sama. “Status keanggotaan disamakan, karena memang tidak ada kriteria khusus untuk bergabung di komunitas ini. Asalkan mereka mempunyai jiwa sosial yang tinggi dan mau berpartisipasi maka boleh bergabung,” ujar Asriandi.
Mengenai tantang yang dihadapi, Asriandi mengaku terkendala dibagian finansial dan sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, dengan SDM yang berjumlah sepuluh orang itu nantinya tidak sebanding dengan jumlah donasi yang akan diberikan, sehingga mereka akan keteteran.
Meski demikian, dengan tekad kuat Asriandi tetap yakin akan bantuan yang mereka dapat nantinya. Mahasiswa angkatan 2018 itu juga menyampaikan harapannya untuk komunitas yang masih baru ini. “Harapannya, bagaimana supaya komunitas ini bisa dikenal banyak orang dan gerakannya terus berjalan di tengah kesibukan dan rintangan,” pungkasnya.
Vivi Asjuhamdayani