Kota separuh dunia. Dimanakah gerangan?
Jangan Anda bayangkan bahwa sebutan separuh dunia lantaran luas wilayah geografisnya. Sama sekali tidak. Penyematan gelar itu lebih kepada keberadaan suatu kota yang punya kekuatan pada dimensi sejarah, seni, budaya, ilmu pengetahuan dan filsafat.
Kota itu bernama Isfahan, di mana pemberian gelar ‘Kota Separuh Dunia’ karena menjadi pusat peradaban dan kemajuan dunia ketika Dinasti Safawi berkuasa di wilayah Iran pada abad ke-16. Sebelum itu, di abad ke-11 Isfahan merupakan pusat belajar ilmu kedokteran, di yang mana pengajarnya adalah Ibn Sina (Avicenna) yang dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern dalam Abad Pertengahan.
Ibn Sina juga dikenal sebagai pionir ide karantina, pada pemikirannya untuk menghindari penyebaran penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme, dengan adanya interaksi antar manusia maka diperlukan isolasi selama 40 hari yang disebut metode al-Arba’iniya (Empat Puluh).
Terkait dengan kota Isfahan, dalam beberapa sumber tertulis disebutkan kota ini memiliki setidaknya kurang lebih enam ribu monumen bersejarah yang berusia lebih dari 2.500 tahun. Bangunan bersejarah di kawasan ini, seperti Alun-alun Imam Khomeini dan Naghseh Jahan yang masuk daftar monumen United Nations Scientific, Cultural and Educational Organization (UNESCO).
Naghseh Jahan adalah alun-alun persegi panjang besar di kota Isfahan, yang dikelilingi oleh bangunan dari zaman Safawi. Bangun lain yang berdiri selama Dinasti Safawi, Masjid Sheikh Lotfollah yang mendapat sentuhan arsitektur khas Persia. Kemudian ada juga Masjid Agung Isfahan yang dihiasi dengan karya seni dari periode pasca-Islam. Di mana menjadi referensi untuk memahami adanya perubahan dan perbedaan arsitektur dari periode pra Islam ke Islam dalam sejarah Iran.
Ada pula Masjid Imam (khomeini) yang merupakan masjid terpenting pada periode Safawi dalam hal kemegahan, arsitektur. Bangunan masjid lainnya; Masjid Agung Ardestan, Masjid Zavareh yang 15 km timur laut Ardestan, adalah masjid empat teras pertama di Iran yang dibangun selama periode Seljuk, namun yang menjadi salah satu karya berharga dari periode Seljuk, Masjid Golpayegan.
Daripada itu, daya tarik kota ini adalah Gereja Hagop pertama kali dibangun oleh orang-orang Armenia di Julfa, Isfahan. Tetapi gereja yang paling terkenal di Julfa dalam hal arsitektur dan lukisan adalah Gereja Saint-Sur yang dibangun 1065 M.
Ada pula menara tua yakni Menara Jonban merupakan salah satu contoh bangunan bergaya Mongolia. Hal yang paling menarik dari monumen bersejarah ini adalah dengan memindahkan salah satu menara, tidak hanya menara lainnya yang bergerak, tetapi seluruh bangunan. Menara yang paling tinggi adalah menara Golpayegan pada periode Seljuk abad ke-5 Hijriyah.
Tidak ketinggalan pemandangan alam provinsi Isfahan merupakan perpaduan antara pegunungan, gua dan peninggalan kehidupan manusia selama bertahun-tahun, sehingan menjadi destinasi wisata alam di provinsi ini. Gua Kastil Kambing di utara Hassanabad, yang diyakini tempat pemukiman manusia tertua di provinsi Isfahan.
Di dalam gua, telah digali terowongan oleh orang-orang kuno, yang sulit untuk digali dengan peralatan modern. Mengunjungi gua ini harus membawa alat dan perlengkapan untuk mendaki.
Panorama yang indah, akan terasa sejuk jika ditemani dengan minuman. Nah Isfahan terkenal dengan rumah teh tradisionalnya (chaykhâne; kedai). Mereka umumnya ditemukan di komunitas asli orang Isfahan, di persimpangan gang bazar, di bawah jembatan, di sudut-sudut kota. Di kedai ini Anda dapat menghabiskan berjam-jam mengobrol sambil minum teh dan menikmati kurma yang direndam dalam bubur wijen.
Dindin kedai biasanya dipenuhi dengan jendela kaca dengan lukisan yang menggambarkan pemandangan dari kehidupan sehari-hari: kisah cinta, puisi, anggur, dan alat musik.
Selain itu, isfahan juga memiliki sejarah Yahudi yang menarik. Yudaisme adalah agama tertua kedua di Iran setelah Zoroastrianisme, telah ada pada masa Kekaisaran Achaemenid, di bawah Cyrus Agung. Komunitas Yahudi Iran secara historis terkonsentrasi di Isfahan, dan diyakini ada sekitar 1.500 orang.
Secara umum, warisan budaya yang unik dan buatan tangan dari orang-orang Isfahan yang berselera tinggi dan artistik, telah berusia lebih dari ribuan tahun. Hal ini menyebabkan orang-orang dari provinsi lain melakukan perjalanan ke kota tersebut setiap tahun seperti liburan Nowruz. Sebanding bukan bila Isfahan mendapat gelar ‘Separuh Dunia’?
Penulis Supratman SS M Sc PhD
Dosen Departemen Sastra Asia Barat FIB Unhas