Himpunan Mahasiswa Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin (Himatepa Unhas), bahas pendidikan liberalisasi melalui diskusi daring. Diskusi bertema Refleksi Kritis Pendidikan Liberalisasi tersebut diikuti 35 peserta yang dimoderatori Mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian, Muh. Risqun Bivandi Budiman. Selain itu juga menghadirkan Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Pertanian Unhas, Muhammad Iqram sebagai pemateri Selasa, (14/07)
Saat pelaksanaan diskusi, Kordinator Departemen Hubungan Antar Lembaga, Tono Hasrianto Jamri saat diwawancarai via WhatsApp mengatakan, di awal pelaksanaannya pemateri menjelaskan jika liberalisasi pendidikan telah jadi isu hangat diperbincangkan saat ini.
“Liberalisasi pendidikan merupakan perbincangan hangat di dunia pendidikan. Dalam sistem pendidikan sekarang, berkembangnya ideologi pasar merupakan konsekuensi dari kebijakan sistem pemerintahan Indonesia yang berpihak pada kapitalisme global,” kata Tono menyampaikan ulang materi diskusi.
Lebih lanjut, Tono mengatakan pemateri ikut menjelaskan tentang pemaksaan penerapan hukum neoliberalisme pada dunia pendidikan yang berdampak pada liberalisasi pendidikan. “Pendidikan tidak lagi di tempatkan sebagai alat membangun kepribadian bangsa. Era neoliberalisme seperti sekarang ini, menjadikan pendidikan sebagai komoditi bisnis,” katanya.
Di akhir penyampaiannya, ia mengungkapkan pemberian materi dalam diskusi bertujuan memantik peserta agar dapat berpikir tentang konsekuensi dari liberalisasi pendidikan, yang mengakibatkan negara lepas tanggung jawab dalam membiayai pendidikan.
“Hal ini mendorong lembaga-lembaga pendidikan melakukan penggalangan biaya operasional pendidikan secara mandiri. Lepas tangan pemerintah dalam dunia pendidikan mengkibatkan biaya pendidikan melonjak drastis,” tutupnya menyimpulkan materi diskusi.
M116