Universitas Hasanuddin (Unhas) bekerja sama dengan Polisi Republik Indonesia (Polri) menyelenggarakan Kuliah Kebangsaan yang berlangsung di Unhas Hotel & Convention, Jumat (20/10).
Kegiatan ini mengangkat tema “Polri-Prediktif, Responsibilitas, dan Transparansi Berkeadilan (Presisi) dalam Menjamin Stabilitas Sosial dan Penegakan Hukum Menuju Indonesia Emas 2045”.
Kegiatan menghadirkan Kepala Kepolisian (Kapolri) Republik Indonesia (RI), Jenderal Polisi Drs Listyo Sigit Prabowo MSi sebagai narasumber. Pada kesempatannya, Jenderal Listyo mengawali pembahasan dengan mengulang perkataan Soekarno.
Pada tahun 1966, Soekarno mengatakan negara Indonesia berada di posisi yang sangat strategis, yakni terletak diantara dua benua dan samudra. Selain itu, terdapat banyak keuntungan lainnya yang dimiliki Indonesia.
“Memiliki rakyat sangat banyak lebih dari 100 juta, sangat pekerja keras, serta sangat bersatu satu bangsa,” imbuh Jenderal Listyo.
Menurutnya, perkataan Presiden Soekarno itu sudah terbukti saat ini, sebab Indonesia saat ini berada di track yang benar. Jumlah penduduk hampir sebesar 280 juta dan Indonesia berada diposisi yang cukup membanggakan.
“Setiap pemimpin selalu menekankan persatuan dan kesatuan sebagai modal prasyarat di tengah perbedaan hingga menjadi kekayaan bagi bangsa Indonesia,” ucapnya.
Jenderal Listyo Sigit juga menambahkan, Indonesia mulai bersatu saat terjadi politik etis di waktu tersebut. Mulai muncul Budi Utomo sehingga timbul semangat yang dulunya bersifat kedaerahan menjadi nasional.
“Saat itu, kita melihat penjajah sebagai musuh bersama dan kemerdekaan menjadi kepentingan bersama,” pungkasnya.
Nurfikri