Departemen Ilmu Kelautan (Depik) Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan Kuliah Tamu bertajuk “On Marine Ecosystem Monitoring & Biodiversity Mapping”. Agenda diselenggarakan di Ruang Sidang Lantai 2 FIKP Unhas, Selasa (05/08).
Kegiatan tersebut membahas soal penyelesaian ekosistem, yakni bagaimana menghadapi dan mengatasi perubahan ekosistem dalam skala besar. Kuliah tamu kali ini menghadirkan salah satu Dosen Senior dan Direktur Unit Penelitian Teknologi Kelautan Universitas Essex, Inggris, Dr Jon Chamberlain.
ndonesia merupakan bagian penting dari Coral Triangle, yang mencakup sekitar 18 persen terumbu karang dunia. Dalam pemaparannya, ia juga memprediksi jangka panjangnya terumbu karang kebanyakan akan mati pada tahun 2050, yang disebabkan asidifikasi lautan. Posisi ini menjadikan Indonesia pusat strategis dalam upaya global dalam menjaga dan melindungi ekosistem laut.
“Jadi saya berharap mencoba mengatasi hal ini dengan menggunakan teknologi berbeda, untuk membantu kita dalam penyelamatan laut,” ujarnya.
Lebih lanjut, Jon membahas mengenai Operasi Wallacea, yang merupakan program penelitian global yang telah aktif di Indonesia saat tahun 1995 lalu. Program ini berfokus pada penilaian keanekaragaman hayati, khususnya di kawasan terumbu karang yang berada di wilayah Wallacea.
Operasi Wallacea di bagian asasnya adalah memfasilitasi pengelolaan konservasi, seperti penelitian tradisional yang melibatkan mahasiswa dan ilmuwan. Penelitian ini juga berfokus pada pengukuran kompleksitas struktur laut sebagai indikator biodiversitas.
“Jadi, hal tersebut memungkinkan kita untuk proses yang berkelanjutan dan bisa kembali setiap tahun atau merencanakan 5 hingga 10 tahun ke depan,” ucapnya.
An-Nisa Ramadhina Andini
