Universitas Hasanuddin (Unhas) bersama dengan United Nations Children’s Fund (Unicef) menyelenggarakan Kuliah Umum dengan topik “Pencegahan Eksploitasi dan Kekerasan Seksual di Ranah Daring” di Baruga Prof Dr H Baharuddin Lopa SH Fakultas Hukum Unhas, Rabu (7/6).
Turut hadir, Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia, Alumni, dan Sistem Informasi sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) Unhas, Prof Dr Farida Patittingi SH MHum dan Ketua Perlindungan Anak Unicef Indonesia, Milen Kidane. Kuliah umum juga menghadirkan Spesialis Perlindungan Anak Unicef Indonesia, Astrid Gonzaga Dionisio sebagai pemateri.
Dalam penyampaian materinya, Astrid mengatakan Internet merupakan hal yang tidak bisa lepas dari keseharian manusia tanpa memandang usia. Dalam internet terdapat sejumlah bahaya mencakup risiko konten, kontak, perilaku, dan kontrak yang mampu menimbulkan misinformasi, pelecehan, penculikan, atau kontraktual komersial.
“Karakteristik internet itu anonim, Jadi lebih baik mengatakan maaf untuk orang-orang asing yang mengaku sebagai kenalan kita melalui media sosial bila ingin mendapatkan informasi privasi,” imbuh Astrid.
Lebih lanjut, wanita itu menjelaskan kekerasan dan eksploitasi seksual dalam ranah daring dengan melibatkan teknologi, internet, dan komunikasi digital adalah salah satu bentuk kekerasan seksual terhadap anak. Contohnya pendekatan untuk tujuan seksual, mengirim gambar seksual sendiri, pemerasan seksual, siaran langsung, serta perundungan dunia maya.
Astrid turut mengungkapkan, instrumen yang mengatur hak dan perlindungan anak atas eksploitasi dan kekerasan seksual di Indonesia tertuang dalam undang-undang Perlindungan Anak, Anti Pornografi, dan Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Sedangkan, di ranah internasional perlindungan anak diatur dalam Konvensi Hak Anak (HAK),
“Adik-adik mahasiswa yang mengalami atau menyaksikan tindak eksploitasi dan kekerasan seksual, jangan pernah takut untuk melapor. Apalagi di Unhas sudah ada hotline Satgas PPKS yang dapat dihubungi untuk membantu,” pesan Astrid.
Nurul Fahmi Bandang