Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Kuliah Umum dengan tema “Makassar as a Central City? Mengungkap Posisi Kota Makassar Sebagai Pusat Situs dari Abad ke Abad”. Kegiatan berlangsung di Aula Mattulada FIB Unhas, Kamis (20/7).
Dipandu Ketua Departemen Sastra Inggris, Dra Nasmilah MHum PhD, kegiatan menghadirkan Ketua Pelaksana, Prof Dr Ir H Nasaruddin Salam MT, Konsul Jenderal Australia di Makassar Indonesia, Mr Todo Dias, Wakil Dekan Bidang Akademik, Riset, dan Inovasi FIB Unhas, Dr Mardi Adi, Sekretaris Unhas, Prof Ir Sumbangan Baja MPhil PhD, serta Guru Besar Australian National University, Prof Emeritus Campbell Macknight.
Dalam pemaparannya, Prof Macknight mengatakan keberadaan homo sapiens atau manusia modern sudah ada lebih dari 50.000 tahun silam yang fosilnya ditemukan di pulau terluas Wallacea, Sulawesi.
Ada ribuan bukti peninggalan sejarah di Makassar yang ditemukan oleh arkeolog dari Indonesia dan Australia. “Salah satunya yaitu penemuan lukisan pada gua yang berumur lebih dari 45.500 tahun di Maros-Pangkep,” jelasnya.
Prof Macknight merupakan seorang sejarawan khususnya Asia yang sudah melakukan kajian tentang Makassar lebih dari 50 tahun lalu. Ia juga banyak menerbitkan kajian mengenai Indonesia termasuk Makassar dan kebudayaan Bugis.
“Saya tahu Makassar karena sudah terkenal di penjuru dunia pada abad 17 tentang peradabannya yang maju saat itu,” ungkapnya.
Makassar telah menjadi pusat perniagaan pedagang mulai dari Spanyol, Inggris, Belanda, Denmark, dan China. Puncak Kejayaannya saat itu berada di industri teripang yang berlimpah dan bermutu tinggi yang kemudian dijual dengan jumlah memuaskan oleh para nelayan.
“Ada banyak sekali potensi dan kesempatan di Sulawesi khususnya Makassar, sehingga kita harus menyadari dan menggunakannya dengan bangga,” pungkasnya.
Najwa Hanana