Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Hasanuddin (Unhas) adakan Kuliah Umum. Kegiatan yang dihadiri sejumlah mahasiswa dari berbagai jurusan ini berlangsung di Aula Prof Mattulada FIB, Selasa (11/10).
Guru Besar Universitas Tsukuba Jepang, Prof Hiraishi Noriko hadir secara langsung sekaligus bawakan materi “Japanese Onomatopoeia & Global Manga”.
Dalam pemaparannya, ia menjelaskan tujuan dari onomathope (kata yang meniru bunyi atau suara), yaitu mewujudkan ekspresi simbolik bunyi dalam puisi dan komik (manga) yang mimetik (meniru bentuk, tindakan, atau konsep).
“Bahasa Jepang terkenal dengan penggunaan kata-kata simbolik bunyi yang luas dan sering muncul dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari,” tuturnya Hiraishi.
Menurut Guru Besar Universitas Tsukuba Jepang itu, kata-kata simbolis bunyi dalam karya sastra sering dianggap kekanak-kanakan dan sebagian besar dihindari oleh para sarjana sastra.
Namun, dalam puisi Jepang modern, terdapat upaya untuk menciptakan ekspresi puitis baru melalui penggunaan onomatope dan kata-kata mimetik yang inovatif dengan memanfaatkan berbagai aksara seperti hiragana, katakana, dan kanji.
“Fitur-fitur linguistik ini menimbulkan tantangan yang signifikan dalam penerjemahan sehingga sulit untuk menyampaikan esensi puisi secara penuh. Akibatnya, karya-karya seperti itu sering kali tidak diterjemahkan,” ungkapnya.
Sebaliknya, dalam dunia manga, Hirasisi menyatakan bahwa kata-kata onomatope dan mimetik memiliki makna visual yang signifikan. Melalui penerjemahan kreatif, kualitas ekspresifnya dapat disampaikan dan dibagikan secara efektif kepada pembaca.
Tantangan global manga menunjukkan potensi perpaduan linguistik dan pengembangan ekspresi onomatope dan mimetik baru. Seniman manga terus berusaha menemukan cara untuk mengekspresikan onomatopoeia dan kata-kata mimetik.
Ismail Basri