Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Hasanuddin (Unhas) bekerja sama dengan Korps Mahasiswa Ilmu Komunikasi (KOSMIK) gelar Kuliah Umum bagi Mahasiswa Sarjana dan Pascasarjana dengan tema “CineClinic: Budaya dan Sinema,” di di Aula Prof Syukur Abdullah dan melalui Zoom Meeting, Minggu (17/10).
Dipandu Sekretaris sekaligus Dosen Prodi Ilmu Komunikasi, Nosakros Arya SSos MIKom, kegiatan ini dihadiri Wakil Dekan Bidang Akademik, Riset dan Inovasi FISIP Unhas, Dr Phil Sukri MSi dan mengundang Sinematografer, Monodzky sebagai narasumber.
Membuka kegiatan secara resmi, Sukri mengatakan, ini merupakan kegiatan yang sangat penting dan sangat luar biasa untuk diadakan.
“Kegiatan ini pastinya luar bisa karena telah menghadirkan seorang yang memang ahli dibidangnya,” ucap Sukri.
Ia berharap kegiatan ini dapat memberi pengetahuan dan manfaat kepada semua yang mengikuti kegiatan.
Pada kesempatannya, Monodzky mengatakan, film merupakan media untuk menyampaikan sesuatu. Ia menjelaskan, pada tahun 1895 ditemukan tehnologi film atau seni rekam yang dapat menyampaikan sesuatu pada orang lain.
“Sebenarnya tradisi menyampaikan suatu dari media itu sudah dikenal dari ribuan tahun lalu dan jauh sebelum ditemukannya di Leang-Leang daerah Sulawesi Selatan,” kata Monodzky.
Lebih lanjut, Monodzky menjelaskan bahwa sinematografi adalah tentang teknik pengambilan gambar hingga membentuk cerita yang didasarkan atas beberapa unsur. “Unsurnya itu ada tiga yaitu kamera yang terdiri dari format, aspek rasio, filter kamera dan setting kemudian ada framing, serta firm wire,” tutur Monodzky.
Ia mengatakan, Movie terbagi dua, diantaranya unsur naratif sebagai bentuk untuk bahan cerita yang akan diolah dan unsur sinematik sebagai gaya yang merupakan cara mengolah secara teknis.
“Kedua unsur naratif dan sinematik saling berinteraksi dan berkesinambungan untuk membentuk gambar hidup” imbuh Monodzky
Monadzky pun menegaskan bahwa esensi sinematografi, videografi, dan bentuk seni rekam itu merupakan cahaya. Sinematografi berada pada persimpangan antara estetika dan teknis.
Andi Aulya Valma Basyuni