Kepala Pusat Perakitan dan Modernisasi Pertanian Tanaman Pangan, Dr Haris Syahbuddin DEA, menjadi narasumber dalam kuliah umum sebagai rangkaian Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-38. Kegiatan ini digelar di Aula Prof. A. Amiruddin, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (Unhas), Rabu (25/11).
Dengan tema “Kedaulatan AI untuk Indonesia Tahun 2045 dan Peran Generasi Muda Membangun Indonesia yang Berdaulat Pangan”, Haris menegaskan bahwa pangan merupakan persoalan besar dan harus menjadi prioritas bangsa. “Indonesia saat ini menghadapi berbagai persoalan yang berkaitan dengan masalah pangan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa sebanyak 11,3 juta orang mengalami ketidakamanan pangan. Selain itu, ia menambahkan, bahwa berdasarkan data Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting nasional tahun 2024 sebesar 9,8 persen. Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat sekitar tiga juta bayi yang lahir dalam kondisi berisiko atau sedang mengalami stunting.
Menurutnya, kondisi tersebut sangat disayangkan mengingat Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi rumah pangan dunia. Dengan keberagaman ekosistem lahan dan daya dukung lingkungan yang kuat, Indonesia memungkinkan peningkatan produksi komoditas pertanian secara berkelanjutan.
“Indonesia juga memiliki iklim tropis dengan curah hujan yang relatif tinggi yang sangat mendukung pertumbuhan tanaman sepanjang tahun,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa tantangan serius saat ini meliputi perubahan iklim, kondisi perekonomian global, fluktuasi harga pangan, serta distribusi pangan yang belum merata. Oleh karena itu, menurutnya pemanfaatan teknologi dan modernisasi pertanian menjadi kunci utama dalam mendorong transformasi sektor pangan nasional.
Masyita
