Tim Basorin Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengembangkan inovasi Barobbo Sorgum Instan (Basorin) sebagai bentuk diversifikasi pangan tradisional rendah indeks glikemik sekaligus mengurangi resiko diabetes.
Tim ini diketuai oleh Rizky Rahmawati Rahman dari Ilmu dan Teknologi Pangan dengan anggota, Andi Alya Inar Putri, Nurul Maghfirah, dan Nurmuliana dari Ilmu dan Teknologi Pangan, serta Michelle Wijaya dari Agribisnis. Adapun Dosen Pendamping, yaitu Prof Dr Ir Meta Mahendradatta.
Ketua Tim, Rahma mengatakan bahwa ide ini dilatarbelakangi karena tingginya penderita diabetes di Kota Makassar yang menyumbang angka sebanyak 2,5% dengan angka kematian mencapai 747 jiwa.
“Tingginya angka diabetes ini disebabkan oleh kebiasaan masyarakat yang mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi yang berasal dari beras,” ungkap Rahma, Senin (15/07).
Selain makanan pokok, beras juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan makanan sampingan, salah satunya Barobbo. Makanan khas Sulawesi Selatan ini terbuat dari campuran beras dan jagung serta banyak disukai masyarakat setempat.
Meski begitu, penggunaan beras yang berlebihan dengan indeks glikemik tinggi dapat menyebabkan kadar gula darah naik dan meningkatkan resiko diabetes. Oleh karena itu, Tim Basorin menawarkan sorgum sebagai tanaman serealia yang dapat digunakan sebagai bahan baku alternatif pembuatan barobbo.
Sorgum sendiri mengandung karbohidrat dan kaya akan antioksidan dengan indeks glikemik rendah sehingga dapat menurunkan kadar gula darah dan mengurangi resiko terkena diabetes.
Ia menjelaskan proses produksi Basorin dilakukan di Laboratorium Pengembangan Produk, Fakultas Pertanian. “Untuk pembuatan produknya membutuhkan waktu tujuh hingga delapan pengovenan, lalu dilanjut dengan proses pengemasan,” jelas Rahma.
Rahma berharap alternatif solusi yang ditawarkan tidak hanya bermanfaat sebagai diversifikasi pangan tradisional, tetapi juga memiliki nilai fungsional yang rendah indeks glikemik dan dapat mengurangi resiko diabetes.
Afifah Khairunnisa