Memperingati Dies Natalis ke-38, Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unhas mengadakan rangkaian webinar Kelas Inspirasi. Dimoderatori oleh Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Unhas, drg Nursyamsi M Kes, kegiatan berlangsung melalui Zoom, Sabtu (6/3).
Sebagai series ketiga dari Kelas Inspirasi, kegiatan yang satu ini menghadirkan Wakil Dekan Kemahasiswaan, Kemitraan, dan Alumni FKG Unhas, Dr drg Eddy Heriyanto Habar Sp Ort(K) dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan yang merupakan alumni FKG Unhas, Syukri Wahid drg.
Pada kesempatannya, Syukri menjelaskan awal mula dirinya masuk FKG Unhas. Ia mengaku, mengalami sebuah kecelakaan salah pilih kode jurusan.
“Seharusnya jurusan yang dipilih adalah Teknik Geologi. Karena salah jurusan, saya ogah-ogahan untuk kuliah. Bahkan anatomi gigi pun tidak bisa dilulusi saat itu dengan IPK 2,2 pada semester awal,” kenang Syukri.
Ia melanjutkan, dirinya berkehendak untuk tidak melanjutkan ketika di semester dua. Namun, seorang senior mengingatkannya perihal takdir.
“Saya berkesimpulan, menjadi seorang dokter gigi adalah takdir. Tetapi, memilih berkontribusi itu pilihan. Karena kecelakaan sejarah itu bisa menjadi anugerah,” ungkap Syukri.
Syukri menambahkan, ia pernah ditawari memimpin sebuah partai setingkat Kota Makassar pada Pemilihan Umum (Pemilu) 1999. Namun, tawaran mendapat satu kursi DPRD itu terjadi ketika kondisi perkuliahannya belum selesai.
“Saat itu adalah pilihan tersulit, terapi saya memegang satu prinsip. Jika saya menjadi anggota dewan mungkin bisa, namun profesi dokter gigi akan lepas saat itu. Saya tetap memilih menjadi dokter gigi karena tidak semua politisi bisa menjadi dokter gigi, namun semua dokter gigi bisa menjadi politisi,” jelas Syukri.
Setelah menyelesaikan koas, Syukri kemudian berpindah ke Balikpapan, Kalimantan Timur bersama istri. Dengan harapan, ia akan mudah mendapatkan kerja di Balikpapan.
Awal mula tinggal di Balikpapan, Syukri langsung melamar kerja di berbagai Rumah Sakit. Setelah itu banyak orang mulai mengenalnya, hingga berujung ke dunia politik seperti sekarang.
“Meski terjun ke dunia politik, saya tidak pernah menjadikan dewan sebagai mata pencaharian. Saya terus berpraktik 2 kali seminggu. Karena dokter gigi bukan cuma profesi, tetapi dapur utama saya. Saya tidak ingin disetir siapapun, hingga hari ini saya masih terus berpraktek,” ujar Syukri.
Di akhir kesempatan, ia menegaskan, dunia politik adalah dunia yang bergetah. Siapapun harus berada pada lingkungan stigma dan kritik. Tetapi, penting memegang satu prinsip, yakni tidak pernah ambil apapun yang bukan milik kita dan menjadi jumawa. Meski berdinamika, prinsip akan membuat seseorang terus hidup.
“Saya tetap ada di dalam karena saya ingin menjadi orang merdeka. Doakan terus seperti ini, karena merdeka bagi saya adalah sesuatu yang mahal untuk dipertahankan. Jika masuk terhormat, keluar pun harus demikian,” tutup Syukri.
M203