Tidak hanya menjadi tempat favorit Sivitas Akademika Kampus Merah, Taman Teras Unhas juga menjadi andalan masyarakat umum, apalagi saat sore hari. Taman yang selalu ramai ini berlokasi di Pintu Satu sampai Pelataran Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Unhas.
Membuka kembali lembaran berita identitas, pada 1990 pembangunan Taman Unhas ini berawal dari dibentuknya Tim Landscaping. Tim tersebut dibentuk untuk mengelola dan memelihara keindahan kampus.
Berdasarkan arsip identitas pada 16 Januari 1992, Kampus Unhas dengan luas sekitar 200 hektare ini 40 persennya dipenuhi oleh bangunan, wilayah sisanya adalah danau, lapangan rumput, kebun percobaan, dan tempat parkir yang ditanami pohon-pohon pelindung. Awal pembangunan Kampus Unhas penghijauan telah dilakukan, seperti penanaman pohon. Hal ini bertujuan menciptakan suasana kampus yang sejuk dan nyaman dalam proses belajar dan mengajar.
Selama proses pembangunannya, penghijauan tentu bukan hal yang mudah. Ketua Tim Landscaping Unhas, Ir Muh Idris Madjo MSc, dalam Laporan Khusus identitas Unhas 30 Januari 1992 mengatakan, usaha landscaping kampus adalah proyek jangka panjang. Artinya hasil penghijauan penanaman kampus baru bisa dinikmati setelah beberapa tahun mendatang jika tanaman mendapat perawatan dan perlakukan yang baik.
Berbagai kendala dihadapi Idris bersama tim dalam penghijauan kampus, mulai dari terbatasnya jenis bibit yang berasal dari sumbangan, masalah pendanaan yang disediakan oleh Operasi dan Pemeliharaan Fasilitas (OPF) untuk mengupah tenaga kerja harian dan pengadaan alat-alat penunjang, hingga kendala tata letak kampus yang variatif.
25 tahun berlalu, Unhas mendapatkan gelar sebagai Hutan Kota oleh Pemerintah Makassar pada 2008. Proyek “Taman Teras” kemudian diwujudkan di bawah kepemimpinan Rektor Unhas periode 2014, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA. Hal ini sejalan dengan janjinya sebagai rektor untuk menciptakan green campus.
Dalam Laporan Utama identitas edisi Juli 2017, Dwia menyampaikan, kawasan hijau tersebut tidak hanya diakses sivitas akademika, tetapi masyarakat secara luas. Tidak hanya itu, Taman Teras diharapkan dapat mempercantik Unhas.
Proyek Taman Teras Unhas kemudian mendapatkan bantuan fisik pembangunan senilai sekitar sepuluh miliar dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk pembangunan tahap pertama, karena status hutan kota perguruan tinggi berkaitan dengan ruang publik.
Proyek Taman Teras ini ternyata sempat mendapatkan berbagai komentar mencuat mengenai desain arsitekturnya. Beberapa yang disoroti diantaranya, bentuk pejalan kaki yang zig-zag, dan pola jembatan lingkar yang disebut mirip dengan jembatan Aarhus di Denmark.
Sang pemilik desain yang juga merupakan Ketua Tim, Dr Eng Ihsan St Mt pun memberikan pemahaman kepada Himpunan Mahasiswa Arsitektur Unhas dalam diskusi di Warunk UpNormal. Ia mengatakan, jembatan lingkar diibaratkan sebagai bola dunia. Setengah daratan di dalamnya melambangkan benua, dan air danau adalah samudera.
“Jembatan ini akan menciptakan suasana lebih dekat dengan air bagi masyarakat dengan adanya air mancur di bagian dalam bundaran,” jelasnya, Sabtu (08/07/2017).
Ihsan juga menanggapi mengenai pedestrian zig-zag. Ia meyakinkan, seni bentuk jalan yang zig-zag itu aman, pejalan kaki tetap bisa berjalan lurus dan tidak akan berkelok-kelok. Selain itu, pembangunan di desain seperti itu untuk menghindari penebangan pohon.
Akhirnya, di sisa waktu dua tahun masa jabatan Rektor Unhas ke-12, tepatnya pada 2019, dua dari tiga proyek infrastruktur berhasil terselesaikan. Proyek pertama yaitu pembangunan Taman Teras Satu dengan infinite bridge (jembatan lingkar) yang berada di Pintu Satu hingga Pelataran Masjid Kampus. Kedua, Taman Teras Dua, yang berada dari Masjid Kampus sampai Pelataran PKM. Adapun pembangunan yang dilakukan yaitu parkiran sekitar Masjid Kampus, piramida, trotoar, lapangan sepak bola, dan jogging track.
Pembangunan fasilitas kampus diharapkan dapat membuat Unhas lebih indah dan nyaman. Karena itu, fasilitas yang telah susah payah dibangun perlu dijaga dan dirawat agar dapat terus dimanfaatkan dalam jangka waktu yang panjang.
Najwa Hanana