Senin, 8 Desember 2025
  • Login
No Result
View All Result
identitas
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah
No Result
View All Result
identitas
No Result
View All Result
Home Ulasan Civitas

Lika-Liku Pencarian Hakikat Cinta

21 Agustus 2019
in Civitas, Headline, Resensi
Lika-Liku Pencarian Hakikat Cinta

Istimewa

Editor Khintan

Cinta adalah fitrah manusia yang melekat dalam dirinya, dan tidak bisa terpisahkan karena pada dasarnya manusia memang terlahir dari sebuah rasa yang dinamakan cinta.

Novel ini menceritakan tentang kisah cinta pemuda pendiam yang hobi menulis. Imam, namanya. Dia adalah pemuda cerdas, tapi ia seringkali lupa bahwa hanya cinta kepada sang pencipta sajalah yang berperan sebagai cinta yang kekal dan menentramkan hati. Alur kisah yang maju mundur mampu membawa para pembaca tenggelam dalam definisi cinta yang sukar digambarkan.

BacaJuga

Menyelami Tradisi Gowok Melalui Perjalanan Hidup Nyi Sadikem

Berebut Jenazah, Kisah Anak yang Diperebutkan Agama

Persahabatan Imam dengan Amar, Aldi, dan Azhar mau tak mau merenggang karena sebuah perkenalan singkatnya dengan Mira. Seorang gadis tidak berkerudung yang mampu menyita perhatian Imam ketika kali pertama pertemuannya di sebuah pantai.

Pertemuan itu membawa Imam ke dalam syahdu cinta yang melenakan. Syahdu tersebut menciptakan saling ketergantungan antara Imam dan Mira. Mira yang terpaut dua tahun lebih tua terpaksa meninggalkan Imam yang kala itu masih duduk di bangku kelas 1 SMA. Mira memutuskan untuk melanjutkan jenjang kuliahnya ke tingkat yang lebih tinggi.

Tak ayal, perpisahan tersebut meninggalkan rindu yang mencekam. Untungnya, rindu itu selalu terobati dengan komunikasi via telepon genggam yang mereka lakukan tiap harinya. Sampai pada akhirnya, Imam memutuskan untuk pergi ke kota. Tanpa sepengetahuan Mira, ia ingin membuktikan bahwa rindu harus dibayarkan dengan sebuah pertemuan.

Hal yang tidak diinginkan Imam nyatanya terjadi di depan mata. Ia melihat sosok Mira sedang menghabiskan waktu berdua dengan Idris —teman sekelas Mira ketika SMA yang pernah menyatakan perasaannya secara terang-terangan. Fakta tersebut membuat Imam berguncang, ia bak dihujani ribuan tombak.

Hari-hari Imam berlalu tidak seperti biasanya. Ada-ada saja kesedihan yang selalu menemani tiap malamnya. Satu tahun berlalu, tiba pada suatu masa di mana Imam dihadapkan pada sebuah Ujian Nasional. Ia berusaha sekuat tenaga, melawan perasaan kalutnya demi membanggakan kedua orang tuanya.

Pucuk dicinta ulam pun tiba,  Imam berhasil menembus salah satu fakultas bergengsi di Universitas Indonesia. Bersama dengan salah satu sahabatnya, Aldi, mereka berangkat merantau untuk mengejar impian.

Sayangnya, bayangan Mira belum juga terhapus dari benaknya. Lagi-lagi Imam tenggelam dalam lautan kesedihan tanpa tepi yang ia ciptakan. Aldi —sebagai seorang sahabat— tentu merasa kecewa dengan Imam yang terlalu berlebihan mencintai manusia. Ia tidak lagi melihat sosok Imam yang pendiam dan bijak seperti sedia kala. Dengan sengaja, ia meluapkan emosinya kepada Imam yang masih saja bodoh terhadap cinta seorang perempuan yang sudah mengkhianatinya.

Sejak peristiwa tersebut, baik Aldi dan Imam tidak saling tegur sapa. Mereka berlagak seperti orang asing yang tidak saling mengenal. Dan sejak peristiwa itu pula, Imam melakukan banyak perubahan terhadap hidupnya.  Ia kini menghabiskan waktunya sebagai pembalap liar, pemabuk, serta hobi mempermainkan harga diri seorang wanita. Segala hal negatif itu ia lakukan tidak lain dan tidak bukan sebagai sebuah pelarian rasa sedihnya.

Hingga tiba di suatu titik di mana Imam harus merelakan kepergian seseorang untuk selama-lamanya dan pertemuannya dengan Ima. Seorang gadis berkerudung besar yang terpaut empat tahun lebih tua darinya.

Nyatanya, banyak teori tentang cinta, hingga tak satu teori yang bisa menguatkan apa arti cinta sebenarnya. Bukan suatu yang baru jika cinta datang menyapa seseorang. Ia datang tanpa diminta dan bisa pergi tanpa kita ketahui.

Bukankah takdir ada di tangan Tuhan? Sampai jumpa di masa depan, dengan siapa pun kita dipasangkan. Buku yang ditulis mahasiswi Fakultas Hukum Unhas, Muliana M ini sangat menarik dari segi judul, karena membawa nama tuhan. Cerita yang ia tawarkan pun penuh dengan inspirasi yang mampu menggugah pembaca. Akan tetapi, banyak istilah dalam buku yang orang awam mungkin akan susah untuk mengerti. Selamat membaca.

Data Buku :

Judul : Cinta dalam Naungan Tuhan

Pengarang : Muliana Mursalim

Penerbit : Jariah Publishing Intermedia

Tahun Terbit : 2019

Tebal Halaman : 260 halaman

Nadhira Sidiki

Tags: Mahasiswa UnhasResensi BukuUniversitas Hasanuddin
ShareTweetSendShareShare
Previous Post

Kegiatan Sastra Mahasiswa Unhas di era 90-an

Next Post

Diskusi Pelataran Munculkan Narasi Baru Drama Birokrasi BEM U

Discussion about this post

TRENDING

Liputan Khusus

Ketika Kata Tak Sampai, Tembok Jadi Suara

Membaca Suara Mahasiswa dari Tembok

Eksibisionisme Hantui Ruang Belajar

Peran Kampus Cegah Eksibisionisme

Jantung Intelektual yang Termakan Usia

Di Balik Cerita Kehadiran Bank Unhas

ADVERTISEMENT
Tweets by @IdentitasUnhas
Ikuti kami di:
  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
  • Youtube
  • Dailymotion
  • Disclaimer
  • Kirimkan Karyamu
  • Tentang Kami
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
© 2025 - identitas Unhas
Penerbitan Kampus Universitas Hasanuddin
  • Home
  • Ulasan
    • Civitas
    • Kampusiana
    • Kronik
    • Rampai
    • Editorial
  • Figur
    • Jeklang
    • Biografi
    • Wansus
    • Lintas
  • Bundel
  • Ipteks
  • Sastra
    • Cerpen
    • Resensi
    • Puisi
  • Tips
  • Opini
    • Cermin
    • Dari Pembaca
    • Renungan
  • identitas English
  • Infografis
    • Quote
    • Tau Jaki’?
    • Desain Banner
    • Komik
  • Potret
    • Video
    • Advertorial
  • Majalah

Copyright © 2012 - 2024, identitas Unhas - by Rumah Host.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In