Selain mengajar, dosen juga diwajibkan melakukan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Untuk memastikan hal itu berjalan dengan baik, maka dibentuklah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M).
Pada awal pembentukannya, LP2M merupakan hasil integrasi antara dua lembaga yaitu Lembaga Penelitian (LP) dan Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPM). Menurut Bundel identitas No. 33 Tahun XVIII Awal Januari 1992, LP Unhas hanya memfokuskan pada pemenuhan kewajiban sebagai Research University yang bertanggung jawab penuh mengembangkan semua jenis riset, baik berupa penelitian dasar, terapan dan industri.
Berdasarkan dari bundel identitas No. 272 Tahun XV Akhir Maret 1989, LP Unhas yang kala itu dipimpin oleh Prof Dr H Halide, menangani 200 judul penelitian dengan jumlah dana sebanyak 104 juta dari DPP-Unhas yang melibatkan elemen perguruan tinggi, baik itu mahasiswa maupun dosen.
Halide mengungkapkan kerja sama dengan instansi di luar Unhas untuk mendukung penelitian juga banyak dilakukan. Seperti penelitian Unhas yang disponsori oleh Bank Dunia sebanyak 120 juta, serta kerja sama dengan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Angka ini tentu sangat memuaskan pada masanya dan menunjukkan produktifitas LP sebagai lembaga yang mengayomi penelitian di Unhas.
Di samping itu, lembaga lain yaitu Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPM) pada tahun 1989 juga memiliki segudang program kerja yang saat itu dipimpin oleh Prof Ir Samuel Sangka, MS ME. Program pengabdian dilakukan dengan berbagai cara. Dari penyuluhan oleh mahasiswa KKN yang turun ke daerah sesuai dengan bidang ilmunya, pembinaan Pengembangan Wilayah Transmigrasi Terpadu, kerja sama Unesco yaitu Perusahaan Listrik Masuk Desa, air bersih serta kesehatan masyarakat dan lingkungan, dan masih banyak lagi.
Namun, pada tahun 2010, efektivitas kinerja kedua lembaga mulai menurun. Dikutip dari bundel identitas No. 729 Tahun XXXVI edisi awal Juni 2010, upaya realisasi penelitian maupun pengabdian mengalami penurunan yang berimbas kepada status Unhas sebagai Research University.
Penurunan ini diakibatkan oleh minimnya kerja sama dengan pihak luar yang menjadi penyokong kegiatan penelitian. Selain itu, kedua lembaga Unhas ini, LP dan LPM dinilai kurang berkoordinasi dan cenderung berjalan sendiri-sendiri.
Tidak hanya itu, menurut bundel identitas No 736 Tahun XXXVI Edisi Awal November 2010, setiap dosen Unhas harus memiliki pemahaman masing-masing mengenai tujuan mereka meneliti. Terkadang penelitian yang dilakukan oleh dosen belum menyentuh pemecahan persoalan yang dibutuhkan oleh pihak pemerintah maupun masyarakat.
Dalam bundel yang sama, wakil Gubernur Sulawesi Selatan kala itu, Agus Arifin Nu’mang mengungkapkan harapan bersarnya untuk para peneliti. “Peneliti dari kalangan dosen dapat bekerja sama dengan pihak pemerintah dalam menangani permasalah yang ada di masyarakat” ujarnya.
Akhirnya, LP dan LPM diintegrasikan pada 2010. Berdasarkan Laporan Utama dalam bundel identitas No 738 Tahun XXXVI Edisi Awal November 2010, penggabungan dilakukan dengan harapan penelitian yang telah dilakukan dapat berlanjut hingga ke pengabdian.
Penggabungan tersebut diresmikan melalui Surat Keputusan Rektor Universitas Hasanuddin selaku Ketua Senat Universitas No. 2630/H4/0/2010 tertanggal 29 Juni 2010.
“Untuk membuat penelitian bisa diaplikasikan kepada masyarakat, dibentuklah LP2M” jelas Pembantu Rektor Bidang Akademik Unhas kala itu, Prof Dadang A Suriamiharja PhD.
Hal itu dibenarkan oleh Ketua LP2M saat ini, Prof Dr Andi Alimuddin Unde Msi, bahwa pengintegrasian dilakukan dengan pertimbangan efisiensi dan efektifitas sumber daya karena pada hakikatnya penelitian dan pengabdian masyarakat merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Penyatuan ini salah satunya agar hasil penelitian dapat diterapkan melalui pengabdian masyarakat. LP2M merupakan lembaga yang cukup besar dan diharapkan memberikan dampak signifikan sebagai bentuk kontribusi dalam mendorong Unhas menjadi World Class University dengan memaksimalkan publikasi riset,” ungkapnya dalam Brunch Talk Unhas Edisi #44, Selasa (1/12).
Reporter : Anisa Luthfia Basri
Editor : Santi Kartini