Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Unhas, melakukan penyuluhan dan demonstrasi terkait pemanfaatan sumber daya lokal, yaitu konservasi semut rangrang untuk mengendalikan hama puru buah jeruk pamelo, masalah kelembagaan, serta pemasaran buah jeruk, Rabu, (14/11). berlokasi di Mitra Kelompok Tani Mattirowali 2 Desa Ma’rang, Kecamatan Marrang, Kabupaten Pangkep.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Anggota Kelompok Tani Mattirowali 2, Kepala Balai Pelatihan Pertanian, Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Kecamatan Ma’rang, dan tokoh-tokoh masyarakat. Pemateri yang hadir yaitu Prof Dr Ir Nurariaty Agus, MS, dan Dr Ir Rahmadanih MS
Adapun yang menjadi muatan materi terkait dengan kegiatan adalah materi penyuluhan, bahan-bahan untuk konservasi semut, persiapan kebun percontohan dan sebagainya. Persiapan bahan untuk konservasi semut rangrang berupa pakan semut, yang bahan bakunya berupa limbah ikan bandeng dan usus ayam dari lokasi, kemudian dibuat di laboratorium Pengendalian Hayati, Fakultas Pertanian Unhas. Selanjutnya dikemas untuk dibagikan ke masyarakat lengkap dengan wadah penyimpanan pakan berupa botol plastik.
Menurut Dosen Fakultas Pertanian Unhas, Nurariaty Agus, dalam pelaksanaan kegiatan, hambatan yang dihadapi karena masa pandemi, peserta harus dibatasi.. Selain itu, juga hambatan teknis karena kondisi tanaman jeruk.
Masalah teknis tersebut, menyebabkan ketidakpahaman tentang penyebab dari munculnya benjolan-benjolan yang disebut puru atau “gall” pada buah jeruknya. Petani juga menggunakan pestisida sintetik, dan belum paham tentang peranan semut rangrang, sehingga tidak ada upaya untuk mengkonservasinya.
Disisi lain, ketika panen, mereka menganggap bahwa produksinya banyak namun ada gangguan pemasaran karena kualitasnya yang rendah akibat serangan hama puru buah. Selain itu, saluran pemasaran yang tidak jelas, membuat petani resah.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut, maka LP2M memberikan solusi dengan memilih cara pengendalian hama puru buah yang tepat agar bisa meningkatkan kualitas buah jeruk. Cara tersebut di antaranya, dengan memberikan pakan tambahan pada semut rangrang agar populasi dan peranannya sebagai predator hama dapat ditingkatkan.
Sedangkan untuk harga dan rantai pasar dapat dikelola sendiri. Namun, perlu ada pembinaan dari Pemerintah Daerah (Pemda) setempat dan kesadaran petani itu sendiri. Selain itu, juga perlu dimediasi kerjasama antara Pemda Pangkep dengan Unhas agar jeruk Pamelo ini bisa diselamatkan.
Pihak LP2M berharap, setelah kegiatan berakhir, Kelompok Tani Mattirowalie melakukan konservasi semut rangrang untuk mengendalikan hama puru buah, agar kuantitas dan kualitas buah jeruk Pamelo dapat ditingkatkan. Selain itu, mereka juga berharap agar petani segera membentuk lembaga yang dikelola sendiri. Dengan demikian, kesejahteraan petani jeruk pamelo dapat ditingkatkan dan Jeruk Pamelo Pangkep akan berkibar di tingkat Nasional bahkan Internasional.
M127