Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) bekerja sama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Hasanuddin, menyelenggarakan sosialisasi pendanaan Riset Inovatif-Produktif (Rispro) untuk tahun 2020. Sosialisasi yang dihadiri oleh segenap unsur sivitas akademika Unhas ini berlangsung di Aula PKP, Gedung LPPM Unhas, Kampus Tamalanrea, Jumat (21/02).
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dibuka Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi Unhas (Prof dr Muh. Nasrum Massi PhD). Saat menyampaikan sambutannya, Prof Nasrum menjelaskan bahwa kegiatan ini sangat penting bagi peneliti di Unhas.
“Hilirisasi penelitian membutuhkan kerja sama dengan industri, yang mensyaratkan kualitas dan jaminan produk. Kita harapkan dengan sosialisasi ini ada masukan dan trik untuk memperkuat proposal penelitian, sehingga bisa sesuai syarat pendanaan dan kebutuhan industri,” kata Prof Nasrum.
Sosialisasi ini menghadirkan tiga narasumber, yakni Irmayanti (Reviewer LPDP), Prof dr Veni Hadju MSc PhD (Reviewer Rispro LPDP), dan Prof Teguh Rahardjo (Reviewer Rispro LPDP).
Irmayanti menjelaskan, aspek dasar dari pendanaan Rispro oleh LPDP. Berbeda dengan skema pendanaan penelitian lainnya, Rispro mensyaratkan setiap luaran penelitian dapat dikomersialisasikan. Rispro pada dasarnya menawarkan pendanaan riset yang bersifat jangka panjang, memberikan insentif bagi periset maupun tenaga administrasi, komponen pembelian mesin atau peralatan yang digunakan serta komponen pembiayaan luar negeri.
Sejauh ini, ada tiga jenis Rispro yang bisa dijadikan sebagai pilihan dan memiliki kualifikasi pendanaan yang berbeda, yaitu Rispro Kompetisi, Rispro Invitasi, dan Rispro Kolaborasi Internasional.
“Nilai pendanaan Rispro itu tergantung dari jenis Rispro yang dipilih. Kontrak Rispro berlangsung selama tiga tahun, namun setiap tahun ada evaluasi untuk melihat kelayakan pendanaan tahun berikutnya,” jelas Irmayanti.
Pada kesempatan yang sama, Prof dr Veni Hadju MSc PhD, sebagai narasumber lain menjelaskan kepada peserta terkait “Proposal dan Aspek Penelitian Rispro”. Prof Veni menuturkan bahwa karakteristik utama dalam Rispro, khususnya Rispro Kompetisi berdasarkan pada aspek maturasi, multidisiplin, dan memiliki mitra.
“Ada beberapa kesalahan yang sering kami temukan pada proposal yang kami terima, misalnya saja manfaat penelitian ataupun peran dan kredibilitas mitra yang kurang jelas. Selain itu, kelayakan bisnis dari implementasi hasil riset tidak dibuat secara terstruktur, dan beberapa kesalahan lainnya yang kurang diperhatikan saat membuat proposal,” jelas Prof Veni.
Sosialisasi ditutup dengan materi yang disampaikan oleh Prof Teguh Rahardjo tentang “Rispro Kolaborasi Internasional”. Beliau menuturkan bahwa salah satu tujuan Rispro KI adalah meningkatkan kualitas publikasi penelitian berstandar Q1 atau Q2.
“Publikasi adalah kesadaran untuk mempromosikan diri, jangan dijadikan sebagai paksaan. Semakin bagus publikasi yang dihasilkan, tentu akan berpengaruh pada peluang bapak ibu untuk dilibatkan dalam penelitian penelitian yang lain,” tutup Prof Teguh.
Wandi Janwar