Tim mahasiswa Fakultas Farmasi (FF) Universitas Hasanuddin (Unhas) bernama REDALPHA tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa – Riset Eksakta (PKM-RE) kembangkan inovasi berbasis bahan alam sebagai neuroprotektif alternatif terapi Alzheimer. Pengembangan berlangsung sejak Juli hingga Oktober 2025.
Ketua Tim, Rindy Aulia Septriasa mengatakan bahwa Penelitian berfokus pada pengembangan sistem penghantaran obat berbasis nanostructured lipid carriers (NLCs). Kemudian dikombinasikan dengan ion responsive in situ gel (IRISG-NLCs) untuk meningkatkan efektivitas senyawa α-tokoferol. Hal ini digunakan sebagai agen zat yang bertujuan melindungi dan mengurangi kerusakan pada sel-sel saraf.
Di samping itu, Rindy juga menambahkan, α-Tokoferol diketahui memiliki aktivitas neuroprotektif dan antioksidan tinggi. Yang diketahui mampu melindungi sel saraf dari kerusakan akibat penumpukan plak beta-amiloid penyebab Alzheimer.
“Proses riset dimulai dari ekstraksi buah merah, validasi kandungan α-tokoferol menggunakan LC-MS, pembuatan dan karakterisasi NLCs, hingga formulasi gel ion responsive,” jelasnya, Jumat (24/10).
Lebih lanjut, Mahasiswi Farmasi Unhas itu menuturkan bahwa kegiatan dilaksanakan di Laboratorium Farmakognosi, Fitokimia, Farmasetika, Biofarmasi. Selain itu, Farmakologi dan Toksikologi FF Unhas juga turut digunakan.
Kegiatan didukung dengan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Tinggi Sains dan Teknologi melalui Direktorat Belmawa serta Unhas.
Lebih lanjut, Mahasiswi angkatan 2023 itu mengatakan, Penyakit Alzheimer masih menjadi tantangan global dengan lebih dari 55 juta penderita di dunia. Oleh karena itu, inovasi berbahan alam seperti ekstrak buah merah diharapkan menjadi solusi terapi yang aman, efektif, dan terjangkau.
“Melalui inovasi ini, kami ingin hasil riset dapat menjadi dasar pengembangan terapi dari Alzheimer sekaligus memperkuat kontribusi mahasiswa dalam bidang riset kesehatan global,” harapnya.
Naufal Ahnaf Khairi
