Tim mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Hasanuddin (Unhas) berhasil meraih juara pertama dalam ajang The 8th Hasanuddin Dentistry Scientific Competition (HDSC) 2025 yang diselenggarakan oleh FKG Unhas pada Sabtu–Minggu (13–14/12).
Tim bernama Biodent yang beranggotakan Asiyah Syaharuddin (ketua) dan St. Fadila Mutmainnah ini menempati posisi pertama dalam kategori Essay Oral Presentation dengan judul karya “Micova: Innovative Early Detection Device for Oral Candidiasis Based on the Dempster-Shafer Method Integrated with Copper Nanoparticle (CUNP-AHMT) Strip as an Indicator of Immunodeficiency in HIV/AIDS Patients.”
Tim tersebut mengangkat ide inovasi alat deteksi dini yang mengintegrasikan biosensor elektrokimia, strip nanopartikel tembaga, serta metode Dempster-Shafer untuk skrining oral candidiasis sebagai indikator gangguan sistemik secara lebih cepat dan praktis.
“Gagasan ini berangkat dari pengalaman kami, di mana secara klinis infeksi oportunistik di rongga mulut sering terlewatkan. Hal ini juga didukung oleh data riset terkini serta fenomena sosial berupa keterbatasan akses pemeriksaan kesehatan primer,” tutur Asiyah Syaharuddin, Senin (15/12).
Adapun dalam ajang ini, Asiyah selaku ketua tim menuturkan bahwa mereka termotivasi untuk mengangkat isu kesehatan mulut, khususnya yang berkaitan dengan penyakit sistemik, ke ranah global. Mereka menilai kompetisi ini sebagai wadah yang tepat untuk menguji dan mengembangkan gagasan tersebut.
Di samping itu, dalam proses penyusunan karya, ia menjelaskan bahwa tim melewati beberapa tahapan, mulai dari diskusi ide hingga penulisan esai. Berbagai tantangan pun dihadapi, terutama dalam menyederhanakan konsep agar lebih mudah dipahami.
“Kami mengatasinya melalui diskusi intensif, pembagian tugas yang jelas, serta arahan dari dosen pembimbing,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Asiyah menuturkan bahwa ajang ini menjadi pengalaman yang sangat berharga. Mereka belajar bahwa meskipun tantangan kesehatan berbeda di tiap negara, inovasi berbasis sains tetap memiliki peran yang sama pentingnya di tingkat global.
Hidayat Mahdi Pahany
