Tahun ini Universitas Hasanudin (Unhas) memprakarsai KKN Tematik di perbatasan Republik Indonesia dengan Timor Leste. Diberi nama KKN Tematik Atambua, ini merupakan kali pertama Unhas mengutus mahasiswanya. Sebanyak 36 mahasiswa terbagi atas empat posko, dua posko berada di Kecamatan Kakuluk Mesak (Desa Jenilu dan Kenebibi). Dua lainnya berpusat di desa Silawan Kecamatan Tasifeto Timur tepat di perbatasan Timor Leste.
Di hari ke Sembilan ini, Posko tiga yang berada di Desa Kenebibi mempresentasikan program kerja selama sebulan berjalan. Hadir Sekertaris Desa, Martinus Mali mewakili kepala desa yang tidak sempat datang. Dalam sambutannya ia menyebutkan SDM adalah kekurangan terbesar di desanya, “SDM di Desa kami sangat minim, tapi saya meminta kepada semua masyarakat agar ikut aktif dalam setiap program kerja adik-adik kita dari Unhas,” ujarnya, Selasa (9/6/2019).
Dalam seminar tersebut hadir pula para Kepala Dusun dari Fatukmetan , Weain, Makhfaho, dan Talilaran serta perangkat desa lainnya. Tidak hanya itu, hadir juga perwakilan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) ibu Sinta, Katua Badan Permusyawaratan desa (BPD) bapak Eledio dan masyarakat setempat.
Bertempat di Gedung Kantor desa Kenebibi, koordinator Posko Erick Renaldo Angga di bantu Abdul Masli sebagai pemateri, menyebutkan “Parisiwisata” merupakan tema besar dari program kerja posko tiga. Program kerja yang dipaparkan adalah penerbitan Kalawarta Kenebibi, melihat potensi-potensi dari desa tersebut kurang terekspose. Seperti budayanya, alam, seni, tradisi, situs-situs bersejarah dan lainnya. Selanjutnya, peremajaan fasilitas di Pantai Pasir Putih, dan clean up di bibir pantai.
Adapun program kerja individu yang akan dilakukan secara kolaborasi antaranya; online marketing dimana mahasiswa akan melakukan sosialiasi serta pendampingan. Guna meningkatkan penjualan dari kelompok-kelompok seperti kuliner dan tenun. Kemudian ada pembuatan peta desa, posyandu ternak, papan informasi desa, dan pelatihan PBB (peraturan baris berbaris) serta tata upacara.
di penghujung acara, harapan dan saran terlontar dari masyarakat. Sekertaris Desa sendiri mengharapkan agar kiranya Wisata Mangrove yang dinaungi Desa Kenebibi dapat juga di kembangkan. Ibu PKK Muajadah Desantos pun ikut mengacungkan tangan, “ibu PKK mempunyai mesin pengolahan ikan, kami ingin diajarkan bagaimana pengolahan yang baik dan bentuk pemasarannya,” katanya.
Terkait program kerja PBB, masyarakat sangat mendukung. Melihat realita, masyarakat terkhusus di kantor desa tidak lagi rutin melaksanakan upacara bendera. Siswa siswi pun kini sangat jarang mendapatkan pelatihan baris-berbaris. Apresiasi lainnya pun datang dari Ketua LPM bapak Hengki, menurutnya mahasiswa KKN Unhas tetap menghargai aturan serta berbaur dengan baik kepada masyarakat. “Sebelum adik-adik kembali ke Makassar tinggalkanlah kenangan yang dapat kami kenang dan bisa membantu kami. Sekecil apapun itu sangat berharga,” harapnya menutup sesi diskusi.
Renita Pausi Ardila
Mahasiswa Departemen Sastra Inggris,
Peserta KKN Tematik Atambua, NTT.