Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Gelombang 114 Universitas Hasanuddin (Unhas) memberikan pendampingan manajemen keuangan dasar kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kelurahan Lompoe, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare, Senin (21/7).
Kegiatan bertujuan mengatasi tantangan utama yang dihadapi UMKM, yakni lemahnya pengelolaan keuangan usaha. Berdasarkan observasi lapangan, mahasiswa menemukan bahwa sebagian besar pelaku UMKM belum memisahkan keuangan pribadi dan usaha, serta tidak melakukan pencatatan keuangan.
Praktik tersebut berdampak pada sulitnya mengukur keuntungan, terkikisnya modal secara perlahan, hingga tertutupnya akses permodalan dari lembaga keuangan akibat buruknya catatan keuangan atau bahkan ketiadaan sama sekali.
Sebagai solusi, mahasiswa menerapkan pendekatan personal dengan mendatangi langsung lokasi-lokasi usaha. Dalam sesi pendampingan, mereka memaparkan pentingnya konsep business entity (pemisahan aset usaha dan pribadi) serta memberikan pelatihan pencatatan keuangan menggunakan buku kas sederhana.
Koordinator program, Maximilian Anting Kalolu , menekankan bahwa tujuan utama program ini bukan sekadar pelatihan teknis, melainkan membangun kesadaran pentingnya literasi keuangan.
“Tujuan saya bukan sekadar mengajarkan cara mencatat uang masuk, tetapi mendorong pelaku UMKM mengubah pola pikir bahwa data keuangan dalam buku kas adalah peta pertumbuhan, bukan beban,” ujar mahasiswa FEB Unhas itu.
Pendampingan berlangsung secara hangat dan interaktif. Para pelaku UMKM menunjukkan antusiasme tinggi karena materi yang disampaikan relevan dengan praktik usaha mereka sehari-hari.
Sebagai tindak lanjut, mahasiswa membagikan buku kas dan poster materi sebagai panduan awal agar pelaku UMKM dapat mulai menerapkan pencatatan keuangan yang sehat. Diharapkan, upaya ini dapat memperkuat fondasi usaha dan membuka peluang pertumbuhan ekonomi lokal.
Rika Sartika
