Mahasiswa KKN Universitas Hasanuddin (Unhas) Gelombang 113 Desa Tanjonga, Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto mengadakan sosialisasi pembuatan briket dari tongkol jagung, Senin (03/02). Kegiatan yang berlangsung di kantor Desa Tanjonga ini merupakan hasil dari observasi mahasiswa KKN Unhas.
Desa ini merupakan salah satu daerah yang mayoritas masyarakatnya memiliki kebun jagung. Namun, sampai saat ini belum ada penanganan lanjutan limbah pertanian pada tongkol jagung.
“Melalui sosialisasi ini, masyarakat dapat menambah pengetahuan tentang pemanfaatan tongkol jagung menjadi briket sebagai alternatif bahan bakar ramah lingkungan,” harap Hisyam Maulana Macci.
Penanggung jawab program kerja itu, Hisyam sapaan akrabnya menyatakan, briket ini ramah lingkungan dan durasi pemakaian lebih lama saat dijadikan sebagai bahan bakar. Selain itu, biayanya lebih terjangkau serta dapat mengurangi limbah pertanian.
“Briket dari tongkol jagung ini dapat dijadikan sebagai ladang usaha,” tuturnya saat memaparkan materi.
Hisyam menyampaikan proses pembuatan briket yang memiliki bentuk seperti tabung. Ia juga memutarkan video tutorial dari hasil uji coba yang ia lakukan dalam kurun waktu satu minggu.
Program yang mereka usung itu disambut baik oleh pemerintah setempat. Kepala Desa Tanjonga, Rajamuda Sewang berharap, selain masyarakat dapat belajar hal baru, penduduk desa juga dapat merasakan manfaatnya.
Serupa dengan sejumlah masyarakat yang berharap program ini memiliki manfaat yang sangat besar.
“Semoga setelah sosialisasi pembuatan briket dari tongkol jagung dapat diimplementasikan oleh warga kedepannya,” tanggap warga setempat, Arifuddin Japar.
Salah satu fakta yang menarik, makanan yang diolah dengan menggunakan metode tradisional seperti briket memiliki citra rasa tersendiri. Hal ini dibuktikan dengan salah satu pernyataan peserta sosialisasi itu.
“Metode konvensional lebih enak aroma dan teksturnya dibandingkan dengan masakan yang dibuat menggunakan peralatan modern,” ujar Amir Hamzah.
Ismail Basri
