Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Literasi Universitas Hasanuddin (Unhas) berinisiatif untuk memperkuat budaya literasi sejak dini melalui program kerja “Membaca Nyaring” dan “Read Me A Book”. Kegiatan tersebut berlangsung di Desa Balassuka, Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Rabu (16-23/07).
Penanggung jawab program kerja, Amelia Dwi Yana Syamsir, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan menumbuhkan minat baca anak dengan metode yang terstruktur dan menyenangkan. Dosen Pembimbing KKN (DPK), Saharuddin SIP MSi menyatakan apresiasinya terhadap program ini.
“Kegiatan ‘Membaca Nyaring’ ini selaras dengan program pembekalan dari Perpustakaan Nasional dan menjadi penerapan ilmu yang sangat baik di masyarakat untuk pengembangan budaya baca,” ujarnya.
Saharuddin menambahkan bahwa metode ini sangat strategis karena memiliki banyak manfaat. Menurutnya, metode ini terbukti efektif untuk merangsang imajinasi, menambah kosakata, sekaligus melatih kemampuan mendengar anak.
“Ini adalah investasi penting bagi masa depan literasi mereka,” jelasnya.
Amelia menjelaskan, program ini mengadopsi panduan dari Perpustakaan Nasional yang melibatkan tiga komponen utama, yaitu pembaca, pendengar, dan bahan bacaan. ia, sebagai pembaca, tidak hanya membacakan teks, tetapi juga menggunakan variasi nada, intonasi, dan kontak mata untuk membuat cerita lebih hidup dan menyenangkan bagi anak-anak.
“Tujuannya adalah agar para pendengar, yang merupakan siswa PAUD hingga SD, tertarik dan termotivasi untuk membaca buku secara mandiri,” kata Amelia.
Selama sesi berlangsung, anak-anak diajak aktif berinteraksi, seperti menebak isi cerita dan menjawab pertanyaan pemantik untuk mengembangkan pemahaman. Setelah sesi selesai, diadakan diskusi santai di mana anak-anak didorong untuk menceritakan kembali isi buku dengan bahasa mereka sendiri. Cerita dalam buku berfungsi memasukkan pengetahuan latar yang dibutuhkan anak untuk memahami hal-hal yang tidak ada di lingkungan sekitarnya.
“Kami berharap program ini tidak berhenti di sini dan bisa menjadi model untuk kegiatan literasi berkelanjutan di desa,” pungkas Saharuddin.
Adrian
