Tim PKM-KC Unhas berinovasi melalui pembuatan prototype Emergency Bag. Alat ini ditujukan guna memenuhi kebutuhan listrik saat terjadi bencana, Jumat (3/9).
Adapun latar belakang pembuatan disebabkan oleh listrik di daerah bencana sangat diperlukan untuk evakuasi korban, penerangan di tenda pengungsian, atau pun untuk mengisi daya ponsel. Pada kondisi darurat dimana jaringan listrik terpupus, maka dibutuhkan sebuah alat yang praktis dan portable.
Biasanya alat untuk menyuplai listrik dalam keadaan darurat adalah generator set (genset). Namun, genset masih terbilang cukup mahal dan tidak ramah lingkungan.
Untuk itu, Tim PKM-KC yang beranggotakan Nur Islamiyah Angraeni, Herianto, dan Ardiansyah membuat prototype Emergency Bag menggunakan panel surya dikombinasikan dengan sistem solar tracking. Pembuatan itu didampingi oleh dosen pendamping, Dr Indar Chaerah Gunadin MT.
“Tas ini didesain khusus berisi komponen-komponen untuk menghasilkan listrik. Emergency Bag bersifat portable sehingga bisa digunakan dimanapun,” tutur Herianto.
Sebagai peralatan darurat yang digunakan dalam mitigasi bencana, penggunaan ultra thin solar panel membuat alat ini ini lebih ringan dibandingkan dengan menggunakan panel surya biasa. Itulah mengapa, proses pemindahan alat lebih mudah.
“Emergency Bag menggunakan solar tracking system, yakni sistem yang dapat menggerakkan panel surya agar kedudukannya selalu mengikuti arah datang sinar matahari,” tambah Herianto.
Alat ini juga menggunakan mikrokontroler Arduino dan sensor LDR. Panel surya sendiri dapat digerakkan sesuai sudut datang sinar matahari dengan otomatis tanpa perlu dilakukan pengaturan secara manual.
“Selain itu, penggunaan solar tracking system pada panel surya dapat meningkatkan daya yang dihasilkan dengan peningkatan penerimaan intensitas cahaya matahari dibandingkan dengan panel surya statis,” jelas Herianto
Energi listrik yang dihasilkan alat ini diteruskan pada penyimpanan baterai melalui solar charge controller. Tim PKM-KC tersebut berharap, Emergency Bag membantu suplai lisrik darurat pada saat terjadi bencana.
Annur Nadia F. Denanda