Sepuluh mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) berpartisipasi dalam kegiatan Asian Undergraduate Symposium (AUS) 2024 yang diadakan oleh National University of Singapore (NUS). Kegiatan yang diadakan pada 1-14 Juli 2024 ini mengangkat tema “Interconnected Communities” dan dihadiri oleh peserta dari berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia.
Salah satu mahasiswa Unhas, Raudyah Faatiha Taruna mengangkat isu terkait perubahan iklim yang merupakan sub tema kegiatan. Bagi Raudya, isu ini menjadi sangat penting untuk dibahas anak muda saat ini karena ancamannya yang semakin nyata.
“Kalau kita lihat situasinya sekarang memang sangat parah. Suhu bumi semakin meningkat dari tahun ke tahun dan ini menimbulkan bencana bagi sebagian besar masyarakat,” katanya, Minggu (14/07).
Dalam projek yang dipimpinnya, perempuan yang akrab disapa Yuya ini mengusulkan ide terkait pembuatan early warning system terhadap kenaikan air laut di Pulau Barrang Lompo, Sulawesi Selatan. Hal ini penting mengingat dampak perubahan iklim membuat air laut juga semakin meningkat.
Yuya mengatakan, projek ini memungkinkan masyarakat Barrang Lompo untuk bisa mengantisipasi lebih awal kenaikan muka air laut di wilayahnya. Karena baginya, masyarakat di pulau tersebut masih belum banyak mengetahui terkait kenaikan muka air laut, begitu pula dengan pengetahuan terkait kegiatan tanggap darurat jika terjadi bencana.
“Ini ditujukan untuk meminimalisir korban jiwa jika sewaktu-waktu kenaikan air laut menghancurkan pulau itu,” bebernya.
Projek kolaborasi dengan peserta berbagai negara ini kemudian dipresentasikan di depan 300 peserta lainnya.
Sementara itu, sembilan mahasiswa Unhas juga mengusulkan proyek berbeda. Dua sub tema yang turut diangkat yakni “needs and wants” dan “diversity and inclusion”.
Sembilan mahasiswa Unhas tersebut, yakni Agung Mandalika Barula, Andi Fitria Idham, Cheeryl Graciella Golden, Fiorella Badzili Irhen Lie, Indri Pausilia Wijaya, Ibnu Alif Daffa Gymnastiar, Josse Charmario Wara, Muh Haritsa, dan Zidan Patrio.
Zidan Patrio