Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Penerapan Ipteks (PI) Unhas yang diketuai oleh mahasiswi Teknik Industri, Rikah Octaviana menerapkan ipteks di wilayah Kampung Bonti, Kecamatan Balocci, Kabupaten Pangkep, Jumat-Sabtu (20-21/08).
Adapun tim ini dianggotai oleh mahasiswa Teknik Mesin, Muhammad Rija, mahasiswa Teknik Elektro, Haykal Dilfansyah, mahasiswi Agribisnis, Zhuhrah Rizqa, serta mahasiswi Kimia, Andi Fadhillah. Dosen Prodi Teknik Industri yang berperan sebagai pembimbing, Dr Ir Syarifuddin Mabe Parenreng ST MT CSRS menyampaikan harapannya terkait pelaksanaan ipteks.
“Semoga pelaksanaan kali ini dapat menjadi solusi permasalahan yang dialami oleh mitra sehingga memberikan manfaat jangka panjang untuk petani porang kampung bonti,” ungkap Syarifuddin.
Disampaikan melalui Whatsapp, Rijal menyampaikan, kegiatan ini dilaksanakan secara luring terbatas dan menerapkan protokol kesehatan. Di sisi lain, akses satu-satunya menuju lokasi mitra harus ditempuh dengan berjalan kaki.
“Dari jalan utama, kurang lebih 2 jam melalui pegunungan dan lembah. Namun, hambatan tersebut tidak menyurutkan semangat kami,” ujar Rijal.
Selain penerapan teknologi, mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Pangkep Unhas ini juga mengatakan, pembekalan mencakup pengetahuan, pelatihan keterampilan, sosialisasi tentang tanaman porang, dan pelatihan pengoprasian teknologi.
“Latar belakang permasalahan ialah situasi petani porang Kampung Bonti. Meski porang kini menjadi komoditas mahkota Sulawesi Selatan, sayangnya mitra tidak memiliki pengetahuan dan teknologi untuk pengolahan lanjutan umbi porang hingga saat ini,” papar Rijal.
Kampung Bonti sendiri mampu menghasilkan sekitar 20 ton porang tiap tahunnya yang dijual dalam bentuk umbi. Dengan harga yang relatif murah, penjualan tidak optimal dalam membantu perekonomian masyarakat.
“Kami berharap, penerapan ipteks ini dapat menjadi startpack dan batu loncatan bagi petani porang Kampung Bonti. Utamanya, mengambil peluang terhadap tingginya permintaan ekspor porang di Indonesia,” jelas Rijal
Nurul Hikma