Dosen Unhas melakukan pengabdian bertajuk, Produksi dan Komersialisasi Surabi dengan Campuran Ikan Gabus untuk Mengatasi Tingkat Stunting. Kegiatan dilaksanakan di Dusun Cellu’e, Desa Manurung, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Sabtu (15/8).
Pengabdian ini diketuai oleh Dosen Fakultas Pertanian Unhas, Prof Dr Ir H Abu Bakar Tawali, dibantu oleh Andi Rahmayanti S TP M Si dan Dr Muhammad Asfar S TP M Si yang juga dosen pertanian, Dr dr Suryani MPH, dosen kedokteran beserta beberapa mahasiswa pertanian yakni Lisa Angriani, Asmayani Iwo, dan Ariani Rumitasari.
Salah satu tim pelaksana, Irwan mengatakan, pemilihan Kabupaten Wajo menjadi lokasi pengabdian tidak lepas dari potensi sumber daya alam yang ada di daerah tersebut, khusunya ikan gabus. Menurut Irwan, disamping kekayaan alam yang dimiliki, kasus stunting di Kabupaten Wajo cukup tinggi.
“Melihat potensi yang ada di Kabupaten Wajo, kami berpikir agar potensi di daerah tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal, sehingga bisa mengatasi permasalahan yang ada” imbuh Irwan.
Mahasiswa strata dua tersebut menceritakan, kegiatan diawali dengan pemberian materi dan demonstrasi pembuatan produk surabi dengan campuran ikan gabus. Ia melanjutkan, Prof Abu sebagai salah satu pemateri memaparkan mengenai diversifikasi atau penganekaragaman pangan berbasis potensi pangan lokal dalam meningkatkan pola pangan yang sehat dan pendapatan masyarakat setempat.
“Kita sebagai manusia aktif membutuhkan setidaknya empat puluh jenis nutrisi. Sayangnya, tidak ada satu makanan yang sekaligus mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Oleh karena itu, manusia membutuhkan penganekaragaman konsumsi pangan” kata Irwan saat menceritakan kembali penyampaian Prof Abu.
Irwan menceritakan pula penyampaian dari Andi Rahmayanti, yang saat itu membahasa standar operasional produksi dan manfaat ikan gabus. Andi menilai, ikan gabus dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan dalam melengkapi gizi protein pada masa pertumbuhan anak, menginagat balita yang mengalami stunting di Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Wajo cukup banyak.
Di akhir wawancara, Irwan menuturkan, kehadiran warga masih sangat terbatas dikarenakan pandemi Covid-19 yang melanda. Walaupun demikian, masyarakat sangat mengapresiasi dan antusias mengikuti kegiatan pengabdian yang dilaksanakan.
M118