Saat mendengar kata komik mungkin sebagian besar dari kita akan mengingat perjalanan Luffy Sang Topi Jerami mencari One Piece, Goku yang bertarung dengan Vegeta, atau Naruto yang berjuang menjadi Hokage. Ketiganya populer dengan medium ilustrasi di atas kertas yang kita sebut sebagai komik.
Komik yang seringkali dinikmati saat kecil membentuk persepsinya sendiri. Tak ayal, komik hanya dianggap sebagai konsumsi untuk anak-anak. Berbeda dengan sekolompok anak muda yang tergabung dalam sebuah komunitas Mangaka Makassar, mereka berkumpul dan saling berbagi untuk menikmati komik. Mangaka ini sebutan bagi ilustrator atau mereka yang suka menggambar manga (komik Jepang).
Komunitas ini diprakarsai oleh empat mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) pada 2009 lalu yaitu Ahmad Fadli, Ahmad Ilham Akmar, Kias Herlambang, dan Anca Sulaiman. Awalnya perkumpulan pencinta manga ini terbentuk melalui grup Facebook yang menjaring anggota di Kota Makassar dan sekitarnya.
Rahmat Syaputra yang saat ini mengkoordinir komunitas Mangaka Makassar bercerita mengenai suka duka selama berkegiatan. “Kami menjadi komunitas manga pertama di kota Makassar yang mengumpulkan orang-orang yang sehobi dan belum memiliki ruang khusus saat itu,” ucap alumnus Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan tersebut.
Mangaka Makassar saat ini telah memiliki anggota kurang lebih 1.200 orang yang terdaftar di anggota grup Facebook, para anggotanya juga kerap berkumpul untuk membicarakan perihal komik-komik yang mereka buat, melakukan workshop, dan menggambar bersama.
“Pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan secara berkala sebelum Covid-19, bentuknya dapat berupa Sketch Jamming di kedai kopi maupun dalam area kampus Unhas. Saat ini kegiatan tersebut memang tidak terlalu sering dilakukan sehingga saya mencoba menginisiasi format kegiatan baru berupa lapak komik dan gambar bagi masyarakat umum,” tutur Mamat.
Tantangan yang saat ini dihadapi yakni bagaimana menghidupkan kembali aktivitas yang memudar akibat pandemi. Banyak di antara anggota tersebut berhenti hingga sekarang karena tidak adanya aktivitas kala itu.
Sebagai suatu komunitas tentu memiliki perkembangan baik dalam jumlah anggotanya maupun keberagaman minat didalamnya, hal ini juga terjadi di komunitas Mangaka Makassar. Komik yang dinikmati oleh para anggotanya bukan hanya berasal dari Negeri Sakura tetapi juga dari berbagai negara seperti Eropa, Amerika, bahkan Indonesia. Hal ini juga memungkinkan anggotanya saling menyebarkan hasil bacaaan mereka sebagai referensi perihal komik-komik yang beragam.
Lebih lanjut, melalui komunitas seperti ini para anggotanya dapat mengembangkan kemampuan dan ide yang mereka miliki untuk membuat karya masing-masing. Selain kegiatan internal antara anggota, komunitas ini juga sering diundang untuk memfasilitasi lomba ilustrasi di berbagai event jejepangan (event dengan tema Jepang) maupun lomba ilustrasi secara umum.
Tak ayal, para pendiri komunitas ini maupun banyak anggotanya telah menggantungkan hidup mereka di dunia ilustrasi, sehingga komunitas Mangaka Makassar menjadi lebih luas dengan tidak hanya membahas soal komik tetapi juga ilustrasi secara umum. “Bahkan keadaan yang ada sekarang mereka bukan cuma fokus ke komik Jepang, banyak di antaranya fokus menjadi ilustrator,” ucap Mamat.
Mamat berharap agar komunitas Mangaka Makassar ini tetap terus ada dan orang-orang dengan ketertarikan yang sama bisa bergabung menjadi anggota. Ke depan rencananya akan ada terbitan kompilasi dari para anggota Mangaka Makassar yang sebenarnya telah dilakukan beberapa tahun lalu dan diterbitkan secara independen.
“Untuk teman-teman yang suka komik, membaca komik, dan tertarik dengan dunia ilustrasi di luar sana, hanya ada dua cara untuk meningkatkan kemampuan yaitu terus berlatih dengan konsisten serta ikut dengan komunitas gambar yang ada disekitar kalian,” tutup Mamat.
Komunitas Mangaka Makassar dapat dihubungi melalui halaman Facebook melalui tautan berikut ini.
M. Ridwan