Media sosial saat ini tidak hanya menjadi sebuah hiburan semata. Seiring berjalannya waktu, media sosial kini dipenuhi dengan beragam konten edukasi. Bahkan tak jarang juga konten tersebut dibagikan langsung oleh para akademisi. Sudah bukan hal baru lagi melihat dosen membagikan tips dan trik bagi mahasiswa melalui media sosial. Inilah yang dilakukan Mariesa Giswandhani, seorang alumnus Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Hasanuddin (Unhas) sekaligus influencer di bidang public speaking.
Selama kuliah, Mariesa juga aktif dalam organisasi, termasuk menjadi Ketua Pengurus Perguruan Tinggi Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia (IMIKI) di Unhas. Di sana, ia terlibat sebagai bagian dari gerakan mencerdaskan masyarakat terhadap terpaan media yang kini dikenal dengan istilah, literasi media. Kegiatan ini mencakup edukasi dan ajakan kepada masyarakat untuk lebih sadar terhadap pesan yang disampaikan oleh media. Tidak hanya itu, bahkan sebelum memasuki perkuliahan, ia sempat menjadi jurnalis di Harian Fajar untuk halaman Kegiatan dan Kreativitas Remaja (Keker).
Ketertarikannya pada bidang public speaking sebenarnya sudah muncul sejak masa sekolah. Ia sering mengikuti lomba pidato. Minatnya pada komunikasi akhirnya membawanya untuk memilih jurusan Ilmu Komunikasi di Unhas. Namun, seiring berjalannya waktu, ia menemukan bahwa ketertarikannya merambah ke dunia penyiaran dan broadcasting.
Setelah menyelesaikan studi sarjananya, ia sempat merasa terjebak dengan pekerjaannya sebagai freelancer. Akhirnya, Mariesa kembali melanjutkan pendidikan jenjang S2 di Universitas Fajar (Unifa) sambil bekerja. Tidak lama setelah lulus dari S2, tanpa berpikir panjang ia langsung mendaftarkan diri sebagai dosen di Unifa.
Menjadi dosen bukanlah hal yang mudah baginya. Awalnya, ia sempat mengalami kebingungan dalam menentukan gaya mengajarnya. Dengan jarak usia yang tidak terlalu jauh dengan mahasiswanya, Mariesa harus menemukan cara untuk tetap tegas namun juga approachable.
“Karena posisinya saya adalah pendidik, jadi harus ada bagian dalam diriku yang bisa jadi teladan,” ungkapnya , Rabu (07/08).
Semenjak menjadi dosen, mentor public speaking ini juga kerap kali membagikan aktivitasnya di media sosial. Pemilik akun Instagram @mgiswandhani ini menyadari bahwa media sosial bisa menjadi alat yang efektif untuk mengedukasi orang lain, dan ia pun memanfaatkan platform ini untuk berbagi ilmu dan pengalaman.
Ia mulai menjuluki dirinya sebagai dosen online, berbekal pengalaman dan skill, Mariesa akhirnya membagikan konten tips dan trik sesuai permintaan pengikutnya yang merupakan mahasiswa tingkat akhir. Tak hanya itu, ia bahkan membuka kelas bimbingan online bagi mahasiswa dengan dirinya. Dengan konsistensi dan dedikasi, ia berhasil membangun komunitas pengikut yang aktif dan terus mendapatkan manfaat dari konten-konten yang dibagikannya.
Terjun ke dunia maya sebagai dosen influencer, lulusan Ilkom 2014 ini terinspirasi dari Ira Mirawaty yang juga sering membagikan konten edukasi kepada mahasiswa. Biasanya ia sering membahas tentang public speaking bagi mahasiswa yang sedang ujian skripsi, melihat mahasiswa yang selalu merasa tegang dan takut saat sidang.
“Mungkin karena banyak yang menganggap dosen penguji itu galak, padahal perlu kita ketahui bahwa proses ujian itu bukan untuk menjatuhkan mental, tetapi bagian dari proses belajar presentasi, komunikasi secara to the point, dan berpendapat melalui data,” jelasnya.
Selama meniti karir sebagai seorang dosen sekaligus influencer, selain manajemen waktu, kemajuan teknologi juga menjadi tantangannya. Baginya, pengembangan Artificial Intelligence (AI) sudah sering digunakan sebagai jalan pintas untuk menyelesaikan tugas perkuliahan. Meskipun sebenarnya memiliki dampak yang positif, namun kebanyakan generasi saat ini memiliki tahap literasi yang berbeda sehingga berpotensi disalah gunakan.
Dalam dunia yang terus berubah, wanita kelahiran Surabaya ini tetap teguh pada prinsipnya untuk tidak membiarkan kesempatan berlalu begitu saja. Setiap langkah yang diambilnya merupakan hasil dari pemikiran yang matang, kesadaran akan tanggung jawab, dan semangat untuk memberikan dampak positif bagi orang lain.
“Saya tidak mau menyesal ketika saya menatap kebelakang. So i have to do something better atau sesuatu hal baik harus saya lakukan setiap hari,” pungkasnya.
Jum Nabilah