identitasunhas.com – BEM KEMA Fakultas Pertanian (Faperta) Unhas menyelenggarakan “Bincang Santai Bersama Teman-Teman Mawapres Pertanian”. Bertemakan “Membingkai Kreativitas Mahasiswa Pertanian dalam Sebuah Inovasi”, kegiatan ini berlangsung melalui Zoom, Jum’at (23/7).
Dipandu oleh Sri Rahayu, turut hadir tiga Mawapres Faperta Unhas sebagai pembicara. Mereka ialah Alfian Nusyihab, Muh Aswad Ashan, dan Muh Hanif Muflih. Pada kesempatannya, Hanif membawakan materi bertajuk “Pengembangan Potensi Edible Film Berbasis Komposit Biopolimer dan Minyak Esensial untuk Menjaga Kualitas Sayuran”.
“Latar belakang penggunaan edible film untuk kebutuhan teknologi pengemasan pada sayuran ialah tingkat food loss yang memuncak. Hal itu diakibatkan oleh proses penanganan pasca panen yang buruk sehingga mengakibatkan kehilangan sebelum sampai di tingkat ritel,” papar Hanif.
Selain karena kerugian yang mencapai miliaran, food loss juga mengakibatkan tingginya angka sampah pangan di Indonesia. Fenomena itu sendiri seringkali terjadi pada produk holtikultura berupa sayur dan buah.
“Meski di Indonesia menggunakan plastik untuk menghindari kerusakan pada produk holtikultura, tidak dipungkiri bahwa solusi itu menimbulkan peningkatan jumlah sampah plastik. Dampak dari banyaknya sampah tersebut kemudian berupa masuknya partikel mikro plastik ke dalam bahan pangan,” jelas Hanif.
Lebih lanjut, terdapat mikro plastik yang berbahaya bagi kesehatan di dalam tubuh manusia. Menilik akar permasalahan, Hanif menginovasikan pengemasan yang dapat diaplikasikan pada proses awal pasca-panen. Hal itu guna menghindari kerusakan produk saat didistribusikan dan proses penyimpanan.
“Edible film adalah lapisan tipis yang melapisi bahan pangan. Sifatnya biodegradable dan dapat dimakan. Selain mempertahankan mutu sayuran, edible film juga berfungsi untuk menghambat pertukaran dan perpindahan uap air, serta meningkatkan karakteristik fisik dari bahan pangan,” terang Hanif.
Ia menambahkan, penggunaan edible film pada bahan pangan dapat mencegah tumbuhnya beberapa mikroba. Selain itu, penggunaannya juga memberi dampak positif terhadap pencapaian tiga poin SDGs. Di antaranya Zero Hunger, Responsible Consumption and Production, dan Action Climate.
“Penggunaan edible film bahkan mampu mencegah terjadinya efek domino secara berkepanjangan,” tutup Hanif.
Ivana Febrianty