Berprestasi, usahawan, dan penggiat sosial
Itulah kata yang bisa digambarkan untuk sosok Jejak Langkah kali ini. Muhammad Akbar Bahmi namanya, mahasiswa jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas. Maret kemarin, lelaki asal Bulukumba ini telah dinobatkan menjadi mahasiswa berprestasi atau biasa di sebut Mawapres Unhas tahun 2018.
Di pemilihan Mawapres, Akbar, begitu sapa akrabnya, mengajukan penelitian terkait bidang keahlian yang dimilikinya yaitu tentang perekonomian islam. Judulnya Surat Berharga Negara dengan Tanah Wakaf yang Tidak Digunakan.
Menurutnya, tanah wakaf di Indonesia yang notabene digunakan sebagai lahan pembangunan masjid dan pasantren, sebenarnya bisa digunakan sebagai infrastruktur. Seperti pembuatan jalan tol, sehingga pelayanan publiknya memiliki harga yang lebih murah. Jangkauannya pun lebih besar jika digunakan untuk infrastruktur.
Hasil penelitian ini berhasil memenangkan dirinya di persaingan pemilihan Mawapres. Tak hanya itu, rupanya Akbar juga pernah mengikutkan idenya itu di ajang Businnes Plan Competition di Jogyakarta dan Indonesian Debat Competition di Bali. “Alhamdullillah hasilnya memuaskan, juara satu di Yogyakarta dan juara dua di Bali,” paparnya.
Kompetitif, itulah seorang Akbar. Sejak semester dua, ia mulai terjun ke dunia perlombaan Karya Tulis Ilmiah (KTI). Hampir setiap bulan Akbar mengikuti event perlombaan. Baik itu karya tulis maupun lomba debat.
Tak puas di bidang akademik, Akbar ini mulai terjun di dunia bisnis. Saat ini Akbar mulai fokus dan disibukkan dengan urusan bisnis. Ia merintis usaha di dua bidang yaitu Social Enterpreneuship Khalifa Institute (lembaga bimbingan belajar) dan Banana Ship yang bergerak di bidang kuliner.
“Passion nya sekarang di bisnis. Maka dari itu saya memanfaatkan pengalaman mengajar saya,” tutur pendiri Khalifah Institute itu, Senin (21/5).
Berbicara tentang Khalifah Institute, saat ini Akbar telah memiliki sepuluh pegawai tetap. Bahkan jika saat projek tertentu seperti try out SBMPTN, mereka bisa merekrut hingga seratus tenaga pengajar sekaligus. Dengan jumlah peserta mencapai 8000 siswa. Untuk omsetnya sendiri, Akbar mengatakan pernah mendapatkan sekitar 60 juta dalam sekali kegiatan.
Belum ini, Akbar mengikutkan Khalifah Institute dalam perlombaan yang diadakan oleh Businnes School of National University Singapore di Singapore. Dalam ajang tersebut anak dari seorang guru SD ini, berhasil mendapatkan medali emas.
Telah banyak prestasi yang ditorehkannya. Pada 2015, Mawapres dengan basic di bidang komputasi ini telah menemukan sebuah trik mengenai Index Solution. Trik ini merupakan sebuah metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal Tes Kemampuan Akademik (TPA), dan perhitungan matematika. Penemuan tersebut dapat digunakan oleh peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). “Lebih cepat dalam menyelesaikan soal. Itu keunggulannya” katanya.
Selain sibuk mengurus kuliah dan bisnis ia juga tidak lupa mengabdikan diri pada masyarakat. Pengabdian ini dilakoninya melalui penggabungan usaha lembaga bimbingan belajarnya dan social project yang dibuatnya. Seperti bimbingan belajar gratis bagi anak yatim piatu dan anak kurang mampu.Selain program itu, Akbar juga menjalankan beberapa social project lainnya. Seperti kampong juara, lorong peduli inflasi, dan anak macca.
Berkat kepiawaianya dalam dunia bisnis, sejak semester satu hingga sekarang Akbar tidak pernah lagi membebankan biaya UKT ke orang tuanya.
Kesibukannya di dunia bisnis membuat mahasiswa dengan IPK 3,93 ini semakin tertarik dengan berbagai jenis usaha. Berbagai jenis usaha diliriknya.Rencananya, ia akan membuka usaha keripik pisang dan warung ayam geprek di kampung halamannya.
Kunci dari semua pencapaiannya saat ini, bagi Akbar tidak lepas dari doa kedua orangtuanya. Dan Ia percaya bahwa segala sesuatunya akan mudah jika dikerjakan dengan pikiran yang fokus dan beberapa trik khusus. Diakhir wawancaranya ia berpesan, ”selalu patuhlah pada orang tua karena doa-doa merekalah yang akan dijabah oleh-Nya,” Tutupnya.
Wandi Janwar