Mahasiswa Cinta Quran (MCQ) Universitas Hasanuddin (Unhas) adakan Dialog Mahasiswa dengan tema “Beyond Activism: Gen Z for A Better Future” di Gedung IPTEKS Unhas, Minggu (16/10).
Kegiatan menghadirkan Pengamat Politik dan Generasi, Endiyah Puji Tristanti sebagai pembicara. Dalam kesempatannya, ia menyampaikan pandangan tentang perubahan pola pikir generasi muda yang tumbuh dalam arus informasi cepat. “Kondisi ini membuat banyak anak muda kesulitan membedakan prioritas hidup,” ucapnya.
Di samping itu, Endiyah menegaskan bahwa generasi saat ini mengalami tekanan mental yang meningkat akibat banjir informasi. Ia menilai banyak anak muda merasa tidak baik-baik saja karena belum siap menghadapi realitas sosial.
“Gen Z merasa dunia terlalu toksik dan ingin keluar dari situasi itu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Pengamat Politik dan Generasi itu memaparkan bahwa kesadaran untuk berubah menjadi modal penting bagi generasi muda. Ia menyebut kecenderungan mereka mengikuti berbagai gerakan sosial menunjukkan keinginan untuk berkontribusi.
Potensi Gen Z cukup besar karena mereka menjadi kelompok populasi dominan. Endiyah kemudian menilai akses terhadap teknologi memberi posisi strategis bagi mereka untuk memahami isu global dan lokal dengan cepat.
Arus informasi yang terbuka membuat generasi muda lebih mudah mengenali dinamika sosial di berbagai belahan dunia. Sebagai contoh bagaimana isu internasional dapat dipahami hanya melalui media sosial.
“Informasi yang dulu tertutup kini bisa diketahui semua orang dalam hitungan detik,” katanya.
Perubahan hanya bisa terjadi jika generasi muda berani memperbaiki diri. Endiyah kemudian mengajak mahasiswa memahami kekuatan dan kelemahan mereka sebelum menentukan arah tindakan.
Di akhir, ia menutup penjelasannya dengan mendorong mahasiswa menggunakan kemampuan berpikir kritis untuk memilih langkah terbaik. “Kemampuan tersebut dapat menjadi fondasi agar generasi muda mampu menghadapi ketidakpastian zaman,” tutupnya.
Fahry Muhammad
