Sekitar 17.00 Wita, Ketua Pengawasan, Keamanan, dan Ketertiban Kampus Unhas, Prof Dr Amir Ilyas SH MH, perwakilan divisi aset, warga, dan sejumlah Pedagang Kawasan Pintu Nol kembali melakukan mediasi di Gedung Rektorat Lt 4, Rabu (09/08). Setelah sebelumnya dilakukan mediasi di Gedung Pascasarjana, Selasa (08/08).
Dalam mediasi tersebut, sejumlah pedagang dan warga kembali mengutarakan pendapat dan keresahannya terkait kepastian lapak.
Salah satu warga, Syarif mengungkapkan, para pedagang seharusnya sudah merelakan lapaknya untuk dipindahkan.
“Pedagang yang berjualan di atas pinggir jalan harus merelakan tempatnya dengan syarat pihak Unhas terlebih dahulu memberikan solusi dan jalan keluar terkait penyediaan tempat baru yang layak,” tuturnya.
Selain itu, Syarif menuturkan, secara de facto jalan itu sudah diserahkan ke publik pada masa jabatannya Rektor Unhas, Prof Dr Ir Radi A Gani. Ia menungkapkan judul proyek pembangunannya adalah penataan pemukiman penduduk yang didanai oleh Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah.
“Dulu, jalan di pintu nol secara de facto diserahkan ke masyarakat karena judul pembangunannya adalah untuk penataan pemukiman penduduk.” ujarnya.
Salah satu pedagang pintu nol, Murni (nama samaran) menegaskan, jika ingin dilakukan pembongkaran, maka semua lapak pedagang harus terusir semuanya. “Bukannya saya membangkang untuk tidak mau pindah. Saya mau pindah kalau semua terusir baik yang sebelah kanan atau kiri karena semua sama-sama memakai tanahnya Unhas,” ungkapnya.
Menyikapi pernyataan tersebut, Amir Ilyas menegaskan semua lapak yang akan dilalui jalur lintas akan ditertibkan.
“Tidak ada keberpihakan. Semuanya akan adil dan ditertibkan kalau lahan itu dilalui jalan lintas Unhas,” pungkasnya.
Di akhir mediasi, Guru Besar Fakultas Hukum ini memberikan solusi kepada para pedagang dengan mengisi lapak kosong yang tersebar di beberapa fakultas Unhas.
“Setiap pedagang bisa memilih di antara 44 lapak kosong yang tersedia di berbagai fakultas,” jelasnya.
ODT