Penerbit Kampus (PK) identitas Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar diskusi buku karya Ahmat T Kuru yang berjudul, “Islam, Otoritarianisme dan ketertinggalan.” Kegiatan ini berlangsung di rumah kecil identitas, Sabtu(18/6).
Dipandu oleh, Reporter identitas Unhas, Muhammad Alif, kegiatan ini menghadirkan, Sastrawan, Dr Aslan Abidin MA sebagai pembedah.
Pada awal sesi, Aslan menjelaskan bahwa buku tersebut berisikan bagaimana peradaban muslim ketika di masa jaya dan mengalami kemunduran.
“Peradaban muslim bisa dikatakan cukup maju tidak seperti sekarang, ini karena efek dari persekutuan negara dengan agamawan sehingga menjadi penyebab keterbelakangan negara muslim,” ujar Aslan.
Alumni Sastra Indonesia Unhas itu juga menambahkan bahwa ada beberapa faktor lain menjadi penyebab keterbelakangan muslim. “Jadi ada beberapa hal yang menjadi penyebab nya yaitu, ulama memonopoli penafsiran terhadap islam, pendidikan masih menerapkan sistem hafalan, terlambat nya memiliki mesin cetak,” ungkapnya.
Lebih lanjut pria kelahiran 1972 itu beranggapan setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda terhadap sesuatu. “Kita tidak bisa menyalahkan orang lain, terhadap sesuatu yang kita anggap benar karena tidak ada itu istilah kebenaran yang tunggal, setiap orang berbeda penafsiran dan cara pandangnya,” jelas Aslan.
Di akhir kesempatannya ia mengemukakan saran dari Ahmat T Kuru. “Ada beberapa yang di ungkapkan oleh penulis buku ini, yaitu muslim harus memiliki kaum intelektual kreatif dan Borjuis independen yang dapat mengimbangi kekuasaan negara dan ulama,” tutup Aslan.
Ilham Anwar