Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali kehilangan salah seorang Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Prof Dr Muhammad Kausar Bailusy MA. Pria kelahiran Maluku Utara itu berpulang pada 10 Mei 2018.
Jejak pendidikan Kausar dimulai saat dirinya meniti karier di jurusan Ilmu Politik Unhas 1980. Pada 1990, ia lalu melanjutkan pendidikan magister Ilmu Politik di Universitas Indonesia. Puncak perjalanan akademiknya tercapai ketika ia meraih gelar doktor bidang Sosiologi Politik Unhas pada 2006.
Semasa hidup, Kausar fokus membangun reputasinya sebagai seorang akademisi yang fokus menekuni bidang Ilmu Politik. Keahliannya tidak sekadar pada aspek akademis belaka, tetapi juga pada sifat kemurahan hati yang senantiasa membuatnya memiliki jalinan hubungan baik dengan mahasiswa.
Dr Muhammad Yahya MSi, salah satu mahasiswanya pada 1980-an menilai Kausar sebagai pribadi yang gemar berbagi wawasan seputar Ilmu Politik. Keterbukaannya dalam menyampaikan ilmu memperkaya pemahaman mahasiswa di setiap kelas yang diisinya. Begitu pun, sifat ramah dan kesantunan Kausar juga membuat mahasiswa nyaman berinteraksi dengannya.
Selain pendidik, Kausar juga terlibat aktif berkiprah dalam lingkungan masyarakat. Ia sering menjadi delegasi Unhas untuk membahas isu politik dan pemerintahan. Sebagai narasumber, Kausar selalu bersedia memberi komentar atas pertanyaan wartawan lokal maupun nasional. Ia terbilang jarang menolak tawaran wawancara meski dalam kondisi mendadak.
Kontribusi dan dedikasi Kausar tergambar jelas dalam ingatan Rektor Unhas saat itu, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA. Dilansir dari Tribun-Timur.com, ia mengungkapkan bahwa Kausar telah menyumbangkan kontribusi yang sangat besar kepada almamater dan jasanya tidak terhitung bagi Unhas.
“Saya mendengar bahwa sampai hari terakhir, beliau masih melibatkan diri sebagai pengawas Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Meski tugas tersebut dilakukan dari tempat yang jauh, beliau menjalankannya dengan penuh dedikasi,” tutur Prof Dwia, Kamis (10/05/2018).
Selama di Unhas, Kausar telah dipercaya mengemban beberapa tugas dan jabatan, di antaranya Ketua Magister (S2) Ilmu Politik Unhas (2011-2015), Sekretaris I Dewan Guru Besar Unhas (2011-2015), serta Tim Penyusun Garis Garis Besar Haluan Negara (1998-2003).
Selain itu, ia juga pernah terlibat sebagai Staf Ahli Tim Fasilitator Otonomi Daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada 2001 dan Pengurus Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Sulsel Komisi Politik Luar Negeri dari 2016-2021.
Kausar meninggalkan seorang istri bernama Nur Ida BSc dan tiga orang anak, yaitu Zulham Dzunnikar Bailusy MA, Ummi Suci Fathia Bailusy SIP, dan Muh Nuralim Bailusy. Sebelum meninggal, ia sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Pendidikan Unhas. Kausar disemayamkan di rumah duka sebelum dimakamkan di Pemakaman Unhas, Patene.
Kepergiannya pun menjadi duka mendalam bagi keluarga dan seluruh Sivitas Akademika Unhas. Kausar tidak hanya dikenal sebagai intelektual terkemuka, tetapi juga panutan dalam dunia Ilmu Politik. Dedikasinya terhadap Unhas, mahasiswa, dan masyarakat tercermin melalui kontribusi akademis dan pelayanannya yang luar biasa.
Sifat dermawan, kemurahan hati, dan keterbukaan dalam berbagi pengetahuan membentuk jejak tak terhapuskan dalam sejarah Unhas. Melalui berbagai peran dan tanggung jawabnya, Kausar memberikan sumbangsih yang mendalam, menciptakan warisan yang akan terus dihargai dan diingat oleh generasi selanjutnya. Kepergiannya merupakan kehilangan besar, namun warisannya akan terus menginspirasi dalam menyongsong masa depan pendidikan di Indonesia.
(Ditulis dari berbagai sumber)
Ni Made Dwi Jayanti