Iringan gendang dan aksi masyarakat sambil membawa Julung-Julung, suatu bangunan yang menyerupai perahu itu semakin menambah suasana kemeriahan maulid di Desa Cikoang, Kecamatan Manggarabombang, Kabupaten Takalar, Minggu (15/10).
Tradisi maulid yang dilakukan oleh masyarakat Cikoang disebut sebagai Maudu Lompoa dan memiliki beberapa perbedaan dari daerah lain. Sebelum puncak perayaan maulid, masyarakat akan mewarnai dan menghiasi banyak telur dengan ornamen berkilauan yang selanjutnya akan dibawa ke tempat acara dengan menggunakan Julung-Julung.
Dalam memeriahkan perayaan maulid juga ditampilkan pertunjukkan Manca’ yang dapat dilakukan oleh anak kecil hingga kalangan dewasa. Biasanya, akan ada satu orang yang menunjukkan kemampuannya terlebih dulu untuk menarik lawan sembari diiringi sorak-sorakan oleh orang-orang.
Seperti maulid pada umumnya, di Cikoang juga terdapat acara zikiran dan pembacaan doa-doa yang disebut masyarakat sebagai A’rate’. Dalam acara ini, masyarakat dengan memakai pakaian adat akan secara bersamaan melantunkan doa untuk keberkahan acara Maudu Lompoa.
Setelah A’rate selesai dilakukan, di penghujung perayaan maulid, masyarakat dan pengunjung akan saling berebut untuk mendapatkan berbagai barang di atas Julung-Julung, seperti telur dan sombala yang terdiri dari baju, celana serta sarung.
Foto dan Naskah: Otto Aditia